100 Ribu Anak Terdampak Langsung Ledakan di Beirut Lebanon
Selasa, 18 Agustus 2020
Ledakan di Beirut Lebanon yang mengguncang beberapa waktu lalu tak hanya berdampak pada orang dewasa dan lansia, tapi juga anak-anak.
Ted Chaiban, Direktur Regional Dana Anak-Anak Perserikatan
Bangsa-Bangsa (UNICEF) untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, pada Senin
17 Agusrtus 2020 mengatakan bahwa terdapat 100.000 anak yang terkena
dampak langsung dari ledakan di Beirut, seperti dilaporkan saluran televisi lokal LBCI.
"Kami akan berupaya untuk membantu anak-anak kembali ke sekolah
mereka ... dan memulai tahun ajaran baru setelah 120 sekolah terkena
dampak ledakan," ujar Chaiban dalam kunjungannya ke unit perawatan
anak-anak di Rumah Sakit Karantina seperti dikutip dari Xinhua, Selasa (18/8/2020).
Chaiban meyakinkan bahwa UNICEF akan selalu mendukung Lebanon. Dua ledakan dahsyat terjadi di Pelabuhan Beirut pada 4 Agustus lalu,
mengguncang gedung-gedung di seantero ibu kota Lebanon, serta menewaskan
177 orang dan melukai 6.000 lainnya.
Peristiwa ledakan di Beirut itu telah mengakibatkan kerugian miliaran dolar di negara tersebut.
Dalam
penyelidikan atas ledakan baru-baru ini di Beirut, Lebanon yang
menewaskan ratusan orang dan melukai ribuan lainnya, Biro Investigasi
Federal AS (FBI) akan bergabung dengan penyelidik Lebanon dan
internasional.
Dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (14/8/2020), pengumuman tentang bantuan penyelidikan itu disampaikan di Beirut oleh diplomat senior AS, yang juga merupakan wakil menteri urusan politik AS, David Hale, pada 13 Agustus.
FBI akan ikut dalam penyelidikan tersebut atas undangan pihak berwenang Lebanon, menurut pernyataan Hale, dalam kunjungannya ke salah satu lingkungan di Beirut yang rusak parah akibat ledakan itu.
Selain itu, Hale juga menuturkan, bahwa partisipasi FBI merupakan salah satu cara AS membantu Lebanon mengatasi dampak ledakan besar itu.
Tak hanya itu, Kedutaan Besar AS di Beirut juga mengatakan bahwa Hale harus menekankan perlunya reformasi ketika dia bertemu dengan para pejabat.
Sementara parlemen menyetujui keadaan darurat dua pekan usai ledakan besar itu, Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri pun menyerukan pembentukan segera pemerintahan baru.
Dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (14/8/2020), pengumuman tentang bantuan penyelidikan itu disampaikan di Beirut oleh diplomat senior AS, yang juga merupakan wakil menteri urusan politik AS, David Hale, pada 13 Agustus.
FBI akan ikut dalam penyelidikan tersebut atas undangan pihak berwenang Lebanon, menurut pernyataan Hale, dalam kunjungannya ke salah satu lingkungan di Beirut yang rusak parah akibat ledakan itu.
Selain itu, Hale juga menuturkan, bahwa partisipasi FBI merupakan salah satu cara AS membantu Lebanon mengatasi dampak ledakan besar itu.
Tak hanya itu, Kedutaan Besar AS di Beirut juga mengatakan bahwa Hale harus menekankan perlunya reformasi ketika dia bertemu dengan para pejabat.
Sementara parlemen menyetujui keadaan darurat dua pekan usai ledakan besar itu, Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri pun menyerukan pembentukan segera pemerintahan baru.