70 Hektar Areal HGU Bersih Dalam Sehari, Terungkap..!! Lahan HGU Bulu China Diperjualbelikan


DikoNews7 -

Proses pembersihan areal Hak Guna Usaha (HGU) No 103 Kebun Bulu China, Kecamatan Hamparan Perak, Deli Serdang, dinilai sangat kondusif. 

Sepanjang hari pertama pembersihan Jum'at (17/03), tim berhasil membersihkan lebih dari 70 hektar areal HGU yang selama ini ditanami kelapa sawit. 

"Puluhan alat berat yang diturunkan ke lapangan bekerja sangat efektif, sehingga hasilnya cukup menggembirakan. Kami yakin target menyelesaikan pembersihan selama tujuh hari ke depan bisa dicapai," ujar salah seorang anggota tim pembersihan yang ditemui di Posko Tali Asih simpang Pasar 6 Batang Beluh, Sabtu pagi (18/03).

Sementara itu tim inventarisasi warga penggarap masih terus bekerja menerima pendaftaran warga-warga yang selama ini hidup dan tinggal di lahan HGU yang masuk dalam areal afdeling 6 Bulu China. 

Sebagian besar warga yang ditemui mengungkapkan bahwa mereka adalah pekerja dari lahan-lahan kelapa sawit yang ternyata dimiliki oknum pengusaha dan pemilik modal besar yang ada di luar Bulu China. 

Secara terus terang mereka mengungkapkan, para pemilik modal sejak awal mendapatkan lahan dari pimpinan kelompok tani yang sejak tahun 1998 menggarap dan menguasai lahan HGU Bulu China ini. Bahkan ada yang membeli dari oknum Amiruddin, lahan sawit seharga Rp 75 juta per hektar. 

"Mungkin karena menganggap bisa untuk dimiliki selamanya, mereka mau saja membayar dengar harga mahal. Malah ada yang membeli sampai 20 sampai 30 hektar pak," ujar salah seorang pekerja yang enggan disebutkan identitasnya.

Adanya jual beli lahan HGU No.103 Kebun Bulu China ini memang sudah menjadi rahasia umum di daerah ini. Hampir sebagian besar pemilik lahan kelapa sawit dengan areal yang luas di atas 10 hektar adalah pemilik modal dari luar Bulu China, seperti pengusaha asal Binjai, Stabat, Medan dan beberapa daerah lain. Mereka membayar kepada oknum-oknum pengurus Kelompok Tani Batang Beluh. 

"Kalau kami sekadar bekerja saja pak. Makan gaji istilahnya. Bukan kami yang punya, ada pemiliknya kelapa-kelapa sawit ini dan mereka datang dalam waktu-waktu tertentu," sambung lelaki setengah baya bertopi hitam ini.

Sementara itu Tim inventarisasi dan verifikasi yang ada di Posko Tali Asih, hingga Sabtu siang sudah menerima pendaftaran 41 warga yang siap menerima tali asih dari PTPN 2. 

Mereka sebagian adalah penggarap yang selama ini hanya bercocok tanam palawija seperti jagung, ubi kayu dan sayur mayur untuk kebutuhan hidup sehari hari mereka.**(esa)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel