Muktamar PP Ricuh, Mardiono: Tanda-Tanda Gangguan Terlihat Sejak Awal, Polisi Bakal Selidiki
DikoNews7 -
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyayangkan terjadinya kericuhan dalam Muktamar ke-10 yang menyebabkan sejumlah kader mengalami luka hingga harus mendapat perawatan di rumah sakit.
Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono mengatakan kericuhan tidak seharusnya terjadi dalam forum musyawarah tertinggi partai.
"Ada beberapa kader kami yang mengalami cedera di bagian kepala, kemudian di bagian bibir, dan lain sebagainya. Tentu ini nanti akan kita lanjutkan dengan proses hukum," ujar Mardiono di Jakarta, melansir Antara, Minggu (28/9/2025).
Mardiono kemudian menyebut, tanda-tanda gangguan sudah terlihat sejak awal Muktamar. Ia menduga ada kelompok yang tampaknya memiliki agenda tertentu dalam Muktamar kali ini.
"Sejak awal sudah ada gelagat pihak-pihak lain yang akan memaksakan kehendak dalam proses Muktamar ini untuk kepentingan tertentu," ucap Mardiono,
Forum Muktamar dalam pemilihan sendiri berjalan secara tertutup, dan hanya dihadiri internal partai. Namun dia mengatakan, pihaknya telah mengantongi rekaman CCTV yang akan menjadi bukti bagi kepolisian untuk melakukan penyelidikan.
"Ada CCTV, nanti polisi akan melakukan penyelidikan," terang Mardiono.
Ia menegaskan demokrasi harus dijalankan secara konstitusional.
"Dalam demokrasi tidak boleh dicederai oleh hal-hal yang tidak secara konstitusional," terang Mardiono.
Pimpinan Sidang Muktamar Amir Usmara juga menyayangkan dinamika sidang yang memanas hingga kursi terbalik. Namun, ia memastikan keputusan aklamasi pemilihan ketua umum telah sah diambil sebelum kericuhan terjadi.
Dia menegaskan forum Muktamar ke-10 telah sah memilih Muhammad Mardiono secara aklamasi sebagai Ketua Umum PPP periode 2025-2030.
"Keributan berlangsung setelah palu aklamasi diketuk. Jadi secara formal Muktamar sudah memutuskan," jelas Mardiono.
Proses Pemilihan Dipercepat
Mardiono menyebut, langkah mempercepat proses pemilihan didasarkan pada Pasal 11 AD/ART PPP sebagai upaya penyelamatan forum agar tidak berlarut dalam keributan.
"PPP berharap Muktamar ke-10 bisa kembali berjalan tertib hingga penutupan pada Senin 29 September 2025," tutur dia.
"PPP juga akan tetap melanjutkan rangkaian muktamar sesuai jadwal, termasuk pembentukan tim formatur dan bimbingan teknis pada 29 September, sembari menyerahkan penanganan kericuhan kepada aparat penegak hukum," tandas Mardiono.
Sebelumnya, Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan Pembangunan (PPP) diwarnai baku hantam.
Kejadian itu berlangsung seusai pidato pembuka dari Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono di ruang utama ballroom Hotel Mercure Ancol Jakarta Utara, Sabtu malam 27 Se[tember 2025.
Awalnya, para peserta muktamar saling sahut berteriak 'lanjutkan' dan 'perubahan'. Tidak jelas apa makna dari dua kata tersebut yang menjadi penyulut keriuhan.
Namun kegaduhan di dalam ruang utama berhasil diredam oleh Satgas Pengamanan. Hanya saja, hal itu berlanjut saat peserta mulai keluar ruang utama.
Muktamar X PPP Diwarnai Baku Hamtam Antar Kader, Ada yang Sampai Masuk Rumah Sakit
Saling dorong, baku hantam tak bisa diredam. Lempar-lemparan pun terjadi, bahkan dengan kursi. Namun akhirnya berhasil dilerai oleh para sesama kader.
"Kita ini saudara bapak-bapak semua," teriak mereka yang coba mendinginkan situasi.
Mengetahui hal itu, Mardiono mengaku tidak bakal tinggal diam. Dia akan meminta bantuan polisi untuk mendalami siapa yang menjadi penyebab dalam peristiwa tersebut.
"Semuanya (diusut) ada CCTV. Kemudian tentu polisi nanti akan melakukan penyelidikan," respons Mardiono.
Mardiono pun mengungkapkan, ada pihak yang ingin mengambil alih paksa PPP.
"Nah tentu rekan-rekan juga sudah tahu ya bahwa sejak 2 minggu terakhir itu sudah ada beberapa kelompok-kelompok yang ingin secara ilegal ya, untuk ya dengan catatan mungkin ya mengambil alis secara paksa dan itu tidak dibenarkan menurut AD-ART ya," jelasnya.
"Karena Partai PPP ini adalah partai kader yang memang ini seluruh kader yang ada CCTV ini juga berproses ya. Dari bawah ini para ketua wilayah, para sekretaris wilayah, dan para wakil ketua umum, termasuk saya sendiri," sambungnya.
Sehingga, dirinya menegaskan, belum pernah ada sejarah di PPP tiba-tiba ada orang dari luar yang kemudian masuk.
"Nah tentu rekan-rekan media juga memahami bahwa setiap organisasi ya bahkan negara atau juga rumahnya rekan-rekan media di rumahnya kan juga ada aturannya kan. Kalau tiba-tiba tetangga atau orang lain masuk langsung masuk ke kamar ya, ya enggak bisa kan. Ya kalau masuk ya sebagai tamu lah gitu," pungkasnya.