3 Pekerja Tower Tewas di TKP Ketinggian 42 Meter, Warga Minta Polisi Usut Tuntas



DN7 | Langkat - Hingga hari kedua pasca tumbangnya tiang tower transmitter kecil Base Transceiver Station (BTS) di Dusun III, Desa Mekar Jaya, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, pihak Dinas Tenaga Kerja Pemprovsu belum juga menerima laporan tentang peristiwa kecelakaan kerja yang mengakibatkan 3 orang meninggal dunia.

Hal ini disampaikan Anton Fahrizal ST selaku UPT Pengawasan Ketenagakerjaan Wilayah I Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sumatera Utara, saat meninjau lokasi tower yang tumbang, Jumat (21/2/20) siang.

"Hingga saat ini belum ada pihak yang melaporkan kejadian kecelakaan kerja ini, dimana dari informasi yang kita terima, akibat kejadian ini, 3 orang pekerja dinyatakan meninggal setelah jatuh bersamaan dengan tiang tower yang tumbang dari ketinggian sekitar 42 meter", ucapnya.

Baca juga : https://www.dikonews7.com/2020/02/tower-telkomsel-tumbang-3-pekerja-tewas.html?m=1

Dirinya juga mengatakan, jika pihak Disnaker Provsu sudah menghubungi pihak Telkomsel yang ada di Medan, namun belum ada jawaban, dan kita masih mencari informasi terkait kejadian ini, jelasnya.


Sementara itu, dari informasi yang diterima Dikonews7.com, dari salah seorang keluarga pemilik lahan mengatakan, jika tower yang di bangun milik Telkomsel yang dikerjakan oleh PT.AMPS yang berkantor di Pekan Baru.

"Tower ini milik Telkomsel yang dikerjakan oleh PT AMPS, dimana pekerjanya berjumlah enam (6) orang, dan akat perjanjian kontrak lokasi tanah pendirian tower ini akan di diselesaikan pada minggu ini, namun atas kejadian ini kita tidak tau bagaimana ceritanya", ucap Min saat ditemui di Kantor Desa Mekar Jaya.

Dirinya juga menambahkan, jika tiang Tower Telkomsel yang tumbang mulai dikerjakan pada tanggal 4 Februari 2020, dimana pembuatan dan pemasangan cor pondasi dikerjakan pada Selasa (18/2/20) dua hari sebelum peristiwa tumbangnya tiang tower yang mengakibatkan 3 orang pekerja tewas.

"Kita juga heran, hari Selasa dilakukan pengecoran pondasi dan Kamisnya langsung di pasang tiang, lalu kita dengar sorenya tower ini tumbang", ucap Ferry warga lainnya.

Dari pantauan di lokasi tower yang tumbang, terlihat pondasi coran semen bawah tower masih belum terlalu kering, dengan dudukan tapak pondasi coran tidak terlalu dalam, selain itu jarak tapak penahan pengikat sling tiang tower terlihat sangat rapat, berkisar sekitar lebih kurang 4 meter dari tiang tower.

Bahkan dilokasi kejadian, tidak terlihat adanya plank proyek atau papan nama perusahaan dan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan), sehingga masyarakat sekitar tidak mengetahui perusahaan ataupun vendor mana yang mengerjakan pembangunan tower tersebut.

Saat wartawan ingin melakukan konfirmasi, tidak ada satupun pekerja dan pengawas dari pihak kontraktor (PT.AMPS) yang dapat ditemui dilokasi, bahkan disekitar lokasi tidak terlihat adanya garis police line yang dipasang pihak kepolisian, dimana material bangunan tower terlihat berserakan disembarang tempat.

"Tak tau kita bang ini untuk tower apa, karena selama pengerjaan tidak ada papan planknya, bahkan pekerjanyapun dari luar, jadi kita heran juga ada pekerjaan pembangunan tower di Desa kita tapi tak tau ini tower apa", tambah Ferry.

Diketahui sebelumnya, Kamis (20/2/20) sore sekitar pukul 17.30 wib, Tower Telkomsel transmitter kecil Base Transceiver Station (BTS) yang sedang di bangun di  Dusun III, Desa Mekar Jaya, Kecamatan Wampu, tumbang dan jatuh ketanah.

Dimana tiga (3) orang pekerja meninggal dunia setalah ikut terjatuh dan terhempas ketanah, yang mana pada saat kejadian ketiganya sedang bekerja menaikan tiang tower di ketinggian 42 meter. 

Atas kejadian ini, warga berharap pihak berwajib terutama Kepolisian untuk mengusut dan mengungkap penyebab terjadinya kecelakaan yang menyebabkan 3 orang pekerja tewas, karena warga menganggap kecelakaan ini akibat kelalaian dan kurangnya pengawasan. (Kurnia02)

Editor : Sapta


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel