15.000 Rumah dan 70.685 Jiwa Terdampak Banjir Rob di Medan

Foto : Banjir rob melanda Kota Medan, Sumatera Utara. Banjir rob ini terjadi akibat tingginya muka air (TMA) hingga 70 Centimeter yang disebabkan oleh pasang air laut sejak Selasa (5/10/2021) pukul 13.00 WIB.

DikoNews7 -

Banjir rob melanda Kota Medan, Sumatera Utara. Banjir rob ini terjadi akibat tingginya muka air (TMA) hingga 70 sentimeter yang disebabkan oleh pasang air laut sejak Selasa (5/10) pukul 13.00 WIB. Akibatnya 15.000 rumah terendam dan 70.685 jiwa terdampak akibat peristiwa ini.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan melaporkan terdapat tujuh kelurahan terdampak di Kecamatan Medan Belawan, antara lain Kelurahan Belawan 1, Kelurahan Belawan 2, Kelurahan Sincanang, Kelurahan Bahari, Kelurahan Bahagia, Kelurahan Bagan Deli dan Kelurahan Labuan Deli.

Hingga saat ini banjir rob masih menggenangi rumah warga. 

Selain itu, banjir rob juga terjadi di Kota Batu Bara, Sumatera Utara akibat pasang air laut yang menggenangi rumah warga sejak Rabu (6/10/2021) pukul 02.00 WIB. Akibatnya 520 rumah terendam banjir dengan tiga unit rumah rusak berat, dua unit rumah rusak sedang dan dua unit rumah rusak ringan.

Selain itu terdapat empat unit fasilitas pendidikan, lima unit fasilitas ibadah, satu unit balai desa dan dua unit posyandu yang terdampak serta 50 meter jalan rusak berat akibat peristiwa tersebut.

Titik banjir terdapat pada dua kecamatan, antara lain Kecamatan Medang Deras di Desa Medang dan Kecamatan Tanjung Tiram di Desa Bandar tepatnya di Kelurahan Bagan Arya. Kebutuhan mendesak saat ini adalah pemecah ombak pada dua desa dan satu kelurahan untuk mencegah terjadinya gelombang pasang susulan.

Berdasarkan peringatan gelombang tinggi yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) per 7 sampai 9 Oktober 2021, area perairan dengan gelombang sedang 1,25-2.50 meter pada Perairan Barat Aceh, Selat Malaka bagian utara, Selat Sumba bagian barat, Perairan Pulau Sawu - Rote, Laut Sawu, Perairan Selatan Pulau Flores, Selat Sape Bagian Selatan dan Selat Ombai.

Kajian analisis inaRISK menunjukkan bahwa Kota Medan dan Batu Bara memiliki potensi bahaya gelombang ekstrem dan abrasi pada tingkat sedang hingga tinggi.

BNPB mengimbau masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir maupun area permukiman dengan potensi gelombang tinggi dapat meningkatkan kewaspadaan.

Perangkat daerah setempat juga dapat mempersiapkan rencana kesiapsiagaan dan mitigasi bencana dengan membuat sistem peringatan dini sederhana untuk mendeteksi gelombang tinggi, membuat penahan atau pemecah ombak serta rencana evakuasi jika terjadi banjir rob susulan. (*)

 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel