Ledakan di Tambang Batu Bara Turki, 41 Orang Dinyatakan Tewas Setelah 20 Jam

Foto : Masyarakat berkumpul di luar tambang batu bara setelah ledakan di Amasra, di Provinsi Bartin, Turki, pada 15 Oktober 2022. (AFP)

DikoNews7 -

Ledakan tambang batu bara terjadi di Turki. Puluhan orang dilaporkan meninggal dunia.

"41 orang tewas setelah ledakan di tambang batu bara di Turki utara," kata presiden negara itu seperti dikutip dari BBC, Minggu (16/10/2022).

Penemuan jasad terakhir yang hilang mengakhiri operasi penyelamatan, lebih dari 20 jam setelah ledakan mematikan Jumat 14 Oktober.

Sebelumnya menteri dalam negeri Turi mengatakan 58 orang yang bekerja di tambang batu bara ketika ledakan terjadi diselamatkan atau keluar sendiri.

Suleyman Soylu mengatakan 10 orang masih dirawat di rumah sakit dan satu lainnya telah dipulangkan.

Sekitar 110 orang berada di tambang pada saat ledakan hari Jumat, hampir setengah dari mereka berada di kedalaman lebih dari 300 meter (984 kaki).

Kru darurat telah bekerja sepanjang malam, menggali batu untuk mencoba menjangkau orang yang selamat.

Rekaman video menunjukkan para penambang muncul dengan mata  hitam dan kemerahan disertai penyelamat di fasilitas di Amasra, di pesisir Laut Hitam.

Keluarga dan teman-teman yang hilang juga terlihat di tambang, dengan cemas menunggu kabar dari orang yang mereka cintai.

Presiden Recep Tayyip Erdogan telah mengunjungi situs di Provinsi Bartin, bersama dengan menteri lainnya, dan memastikan orang terakhir yang hilang telah ditemukan tewas.

Pihak berwenang mengatakan jaksa Turki telah meluncurkan penyelidikan penyebab ledakan, tetapi indikasi awal adalah bahwa ledakan itu disebabkan oleh fireamp, sebuah istilah yang mengacu pada metana yang membentuk campuran bahan peledak di tambang batu bara.

Hal ini diyakini telah terjadi di sekitar kedalaman 300 meter. Pada saat itu, sekitar 49 orang telah bekerja di zona "berisiko" antara 300 dan 350 meter di bawah tanah, kata Soylu.

Menteri Energi Turki Fatih Donmez mengatakan ada keruntuhan sebagian di dalam tambang, tetapi tidak ada kebakaran yang berkelanjutan, dan ventilasi bekerja dengan baik.

Wali Kota Amasra Recai Cakir mengatakan banyak dari mereka yang selamat menderita "luka serius".

Seorang pekerja yang berhasil melarikan diri sendiri berkata: "Ada debu dan asap dan kami tidak tahu persis apa yang terjadi."

Tambang itu milik perusahaan negara, Turkish Hard Coal Enterprises.

Turki dilanda bencana penambangan batu bara paling mematikan pada tahun 2014, ketika 301 orang tewas setelah ledakan di kota barat Soma. (*)

 

 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel