Bobroknya Kepemimpinan Camat Labuhan Deli, Bupati Diminta Tegas


DikoNews7 -

Mewujudkan eksistensi Bupati Deli Serdang di tengah-tengah masyarakat Kecamatan Labuhan Deli dengan menggunakan kepanjangan tangan Camat merupakan perihal yang harus diwujudkan dengan sungguh-sungguh. 

Karena hal tersebut berkaitan dengan implementasi, visi, misi, program kerja serta kebijakan dalam menjalankan pemerintahan di Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara.

Akan tetapi, hal itu dinilai tidak terlaksana dengan efektif dengan adanya kekisruhan pemerintahan di Kecamatan Labuhan Deli yang saat ini dipimpin oleh Eddy Saputra Siregar. 

Dikatakan demikian, pasalnya kinerja maupun perilaku Eddy Saputra Siregar selaku Camat Labuhan Deli mendapat sorotan negatif dari berbagai kalangan di Kecamatan Labuhan Deli. 

Terkait hal itu, awak media menelusuri perihal adanya sorotan negatif tentang kinerja maupun perilaku Camat Labuhan Deli Eddy Saputra Siregar.

Hal yang pertama, soal bantuan sosial korban kebakaran, warga maupun tokoh masyarakat di Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang, menyoroti perihal tersebut.

Sebab, bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deli Serdang melalui BPBD kepada korban kebakaran di Desa Manunggal dan Desa Helvetia yang menurut informasinya sudah diserahkan kepada Camat Labuhan Deli, namun hingga kini warga yang menjadi korban kebakaran belum menerima bantuan tersebut.

Salah seorang korban kebakaran di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli, Suryabakti mengaku bahwa pihaknya belum menerima bantuan dari Camat Labuhan Deli. 

“Hingga saat ini belum ada bantuan untuk korban kebakaran yang diberikan Camat Labuhan Deli. Kalau bisa secepatnya, gimanalah saya pun tidak mengerti tentang bantuan-bantuan ini,” ujarnya kepada awak media, Senin (6/2/2023). 

Senada disampaikan Muliana yang juga salah seorang korban kebakaran, kepada awak media menyampaikan, bahwa dirinya belum mendapatkan bantuan dari Camat Labuhan Deli yang menurut kabarnya sudah diserahkan dari BPBD Deli Serdang.

“Semoga cepat diberikan pak Camat, karena saya mengharapkan kali bantuan itu,” ucap Muliana. 

Berdasarkan hasil konfirmasi dan investigasi tim awak media kepada pihak BPBD Kabupaten Deli Serdang, menerangkan bahwa dana untuk bantuan sosial korban kebakaran itu sudah diserahkan kepada Camat Labuhan Deli. 

“Sudah, tapi bukan saya yang membawakan uangnya, pada saat itu Bendahara yang membawakannya. Semua itu sesuai SPJ (Surat Pertanggungjawaban). Untuk dananya tergantung kerusakan, kalau yang di Desa Helvetia anggaran semuanya bekisar lebih Rp20-an juta. Kalau yang di Desa Manunggal berkisaran Rp10 jutaan,” ujar salah satu pihak BPBD Kabupaten Deli Serdang kepada awak media yang enggan disebutkan namanya. 

Sementara Kepala BPBD Kabupaten Deli Serdang, Amos F Karo-Karo saat dikonfirmasi awak media melalui via WhatsApp, pada Senin (16/1/2023) lalu, dirinya mengarahkan agar mengkonfirmasi Camat Labuhan Deli. 

“Coba konfirmasi dengan Camat Labuhan Deli,” jawabnya.

Saat dikonfirmasi wartawan melalui via WhatsApp, Kepala Desa (Kades) Helvetia Kecamatan Labuhan Deli, Agus Salim membenarkan adanya dana dari BPBD Kabupaten Deli Serdang. Namun, Agus mengaku belum mengetahuinya apakah dana korban kebakaran sudah disalurkan atau belum.

“Dana telah turun dari BPBD Kabupaten Deli Serdang, tapi saya belum mengetahui dana korban kebakaran sudah diterima  warga atau belum,” jelas Kades Helvetia, Senin (16/1/2023) lalu.

Selain bantuan sosial korban kebakaran, awak media juga mengkonfirmasi, Senin (6/2/2023), terkait tidak adanya lagi pohon pelindung di pinggiran jalan Sumarsono dan kelanjutan taman dusun, Camat Labuhan Deli Eddy Saputra Siregar tidak memberikan keterangan lebih lanjut, malah mengarahkan untuk konfirmasi Kasi Trantib Kecamatan Labuhan Deli M. Nurdin.

“Ketemu saja, aku masih di Polres ini ada masalah, besok ya,” jawab Kasi Trantib ketika dikonfirmasi lanjut oleh awak media. 

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Manunggal, Mukhlisin menerangkan tidak mengetahui perihal bantuan sosial untuk korban kebakaran. 

“Saya tidak mengetahuinya, tiba-tiba di Desember 2022 lalu saya disuruh menandatangani SPJ tersebut,” ujar Mukhlisin saat dikonfirmasi awak media di salah satu warung depan Kantor Desa Manunggal, Senin (6/2/2023). 

Menurutnya, kinerja Camat Labuhan Deli dinilai baik. Namun, Mukhlisin menyesali sikap Camat Labuhan Deli terhadap jajarannya. 

“Kinerjanya bagus, tapi terkadang arogannya itu terhadap bawahan,” papar Kades Manunggal. 

Lain halnya dengan Ahmad Jauhari Nasution selaku Kepala Dusun (Kadus) XI Desa Helvetia, sangat menyayangkan sikap kepemimpinan Camat Labuhan Deli Eddy Saputra Siregar. 

“Kinerja Camat Labuhan Deli dinilai tidak bermanfaat bagi kami (warga). Saya mewakili warga, berharap Bapak Bupati Deli Serdang agar kiranya mempertimbangkan kembali sosok Camat di Kecamatan Labuhan Deli,” tuturnya, Senin (6/2/2023). 

Begitu pula dengan Tokoh Masyarakat di Dusun IX A Desa Helvetia, Syawaldi kepada awak media berharap Bupati Deli Serdang diminta bertindak terkait kekisruhan di Kecamatan Labuhan Deli. 

“Bapak Bupati Deli Serdang diminta menindaklanjuti hal tersebut, dan bagaimana agar Kecamatan Labuhan Deli bisa lebih baik lagi,” harapnya.

Disisi lain, Tokoh Masyarakat di Kecamatan Labuhan Deli, Batara Lubis berpendapat bahwa saat ini suasana hati dan pikiran para Kepala Dusun (Kadus) dinilai tidak nyaman. 

Menurutnya, pimpinan para Kadus yakni Kepala Desa (Kades) tidak dominan dalam memimpin Desa. Hal itu diperparah dengan ekspansi Camat Labuhan Deli kearah pemerintah desa terlalu jauh, baik atas nama jabatan maupun atas nama pribadinya.

“Pengamatan saya selaku Ketua LPM, saat ini tercipta 4 klan kepala dusun, yakni pertama berpihak kepada Camat, kedua berpihak kepada Kepala Desa, ketiga jadi penonton dan keempat kebingungan,” ujar Batara melalui pers rilisnya kepada awak media, Senin (6/2/2023). 

Oleh karena itu, masih kata Batara, tidak dapat dipungkiri tentunya hal itu dipengaruhi oleh watak para pemimpinnya yang dinilai masih labil dan tidak bekerja sebagaimana mestinya.

“Biasalah, Kadesnya minim pengetahuan akan posisinya. Camatnya mungkin baru kali pertama jadi Camat. Jadi sama-sama jam terbangnya rendah. Jujur saya akui, keadaan seburuk ini tidak pernah terjadi sebelumnya,” ungkapnya. 

Satu hal lagi, lanjut Batara, dirinya mengaku siap menjadi saksi pertentangan mereka dan hal-hal apa saja yang mendasari pertentangan itu.

“Manajemen panik, ini yang mereka pakai dalam menghadapi masalah? Hampir 100 persen gaya kepemimpinan mereka didominasi oleh penonjolan watak pribadi yang hipersensitif. Kemudian, hal itu diperparah oleh para pembisik yang tidak rasional, lengkap dan sempurnalah kebobrokan ini,” pungkasnya.

Sumber : Net24jam/Ridwan

 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel