Sadis! Suami-Istri di Meksiko Mengaku Bunuh 20 Wanita
Selasa, 09 Oktober 2018

Sadis! Pasangan suami-istri di Meksiko yang ditangkap karena membawa potongan tubuh manusia, mengaku telah membunuh 20 wanita. Tidak hanya itu, sang suami juga mengakui telah memperkosa beberapa korban di antaranya.
Dilaporkan surat kabar setempat, El Universal, seperti dilansir AFP, Selasa (9/10/2018), jumlah wanita yang menjadi korban dalam kasus pembunuhan ini mencapai dua kali lipat dari perkiraan kepolisian setempat.
Sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di Meksiko, kedua tersangka diidentifikasi sebagai Juan Carlos 'N' dan istrinya, Patricia 'N'. Keduanya ditangkap di Ecatepec, pinggiran Mexico City, pada Kamis (4/10) lalu, atas dugaan membunuh 10 wanita.
Dengan mengutip dokumen kejaksaan setempat, sang suami juga mengakui bahwa beberapa potongan tubuh korban dijual. Keduanya telah dihadirkan dalam persidangan awal yang digelar di dalam penjara setempat pada Minggu (7/10) waktu setempat.
"Dia (sang suami-red) menyatakan bahwa dirinya telah menyerang secara seksual beberapa korban sebelum membunuh mereka dan menjual jasad mereka, juga barang-barang milik mereka," sebut surat kabar El Universal dalam laporannya.
Dokumen kejaksaan setempat juga menyebutkan bahwa pasangan ini telah mengakui bahwa mereka menjual seorang bayi berusia 2 bulan. Bayi itu dilahirkan oleh salah satu korban mereka. Pasangan lain yang membeli bayi itu juga ikut ditangkap otoritas Meksiko.
"Dia (sang suami-red) memiliki gangguan mental yang konsisten dengan psikosis dan gangguan kepribadian," demikian laporan El Universal yang mengutip laporan kejiwaan kedua tersangka yang ditunjukkan jaksa setempat.
Sedangkan sang istri, menurut laporan kejiwaan itu, disebut mengalami 'disabilitas mental sejak lahir dan menderita delirium'. Psikosis merupakan kelainan jiwa yang disertai dengan disintegrasi kepribadian dan gangguan kontak dengan kenyataan. Sedangkan delirium merupakan gangguan mental yang ditandai oleh ilusi, halusinasi, ketegangan otak dan kegelisahan fisik.
"Tapi keduanya bisa membedakan benar dan salah," sebut laporan kejiwaan itu.
Sebelum ditangkap, pasangan ini diketahui tinggal bersama tiga anak mereka, yang salah satunya masih bayi. Ketika otoritas setempat menggeledah dua rumah terkait pasangan ini, ditemukan beberapa jasad manusia yang disembunyikan di dalam sejumlah ember berisi semen yang dibungkus kantong plastik dan disimpan di dalam lemari pendingin. Ditemukan juga beberapa pakaian yang diyakini milik beberapa korban mereka.
Kasus pembunuhan brutal ini memicu kemarahan publik setempat. Ratusan orang menggelar aksi di jalanan Ecatepec pada Minggu (7/10) waktu setempat. Sambil membawa lilin dan bunga warna putih, mereka menuntut keadilan ditegakkan dan diakhirinya praktik pembunuhan terhadap perempuan yang marak di wilayah tersebut.
Dilaporkan surat kabar setempat, El Universal, seperti dilansir AFP, Selasa (9/10/2018), jumlah wanita yang menjadi korban dalam kasus pembunuhan ini mencapai dua kali lipat dari perkiraan kepolisian setempat.
Sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di Meksiko, kedua tersangka diidentifikasi sebagai Juan Carlos 'N' dan istrinya, Patricia 'N'. Keduanya ditangkap di Ecatepec, pinggiran Mexico City, pada Kamis (4/10) lalu, atas dugaan membunuh 10 wanita.
Dengan mengutip dokumen kejaksaan setempat, sang suami juga mengakui bahwa beberapa potongan tubuh korban dijual. Keduanya telah dihadirkan dalam persidangan awal yang digelar di dalam penjara setempat pada Minggu (7/10) waktu setempat.
"Dia (sang suami-red) menyatakan bahwa dirinya telah menyerang secara seksual beberapa korban sebelum membunuh mereka dan menjual jasad mereka, juga barang-barang milik mereka," sebut surat kabar El Universal dalam laporannya.
Dokumen kejaksaan setempat juga menyebutkan bahwa pasangan ini telah mengakui bahwa mereka menjual seorang bayi berusia 2 bulan. Bayi itu dilahirkan oleh salah satu korban mereka. Pasangan lain yang membeli bayi itu juga ikut ditangkap otoritas Meksiko.
"Dia (sang suami-red) memiliki gangguan mental yang konsisten dengan psikosis dan gangguan kepribadian," demikian laporan El Universal yang mengutip laporan kejiwaan kedua tersangka yang ditunjukkan jaksa setempat.
Sedangkan sang istri, menurut laporan kejiwaan itu, disebut mengalami 'disabilitas mental sejak lahir dan menderita delirium'. Psikosis merupakan kelainan jiwa yang disertai dengan disintegrasi kepribadian dan gangguan kontak dengan kenyataan. Sedangkan delirium merupakan gangguan mental yang ditandai oleh ilusi, halusinasi, ketegangan otak dan kegelisahan fisik.
"Tapi keduanya bisa membedakan benar dan salah," sebut laporan kejiwaan itu.
Sebelum ditangkap, pasangan ini diketahui tinggal bersama tiga anak mereka, yang salah satunya masih bayi. Ketika otoritas setempat menggeledah dua rumah terkait pasangan ini, ditemukan beberapa jasad manusia yang disembunyikan di dalam sejumlah ember berisi semen yang dibungkus kantong plastik dan disimpan di dalam lemari pendingin. Ditemukan juga beberapa pakaian yang diyakini milik beberapa korban mereka.
Kasus pembunuhan brutal ini memicu kemarahan publik setempat. Ratusan orang menggelar aksi di jalanan Ecatepec pada Minggu (7/10) waktu setempat. Sambil membawa lilin dan bunga warna putih, mereka menuntut keadilan ditegakkan dan diakhirinya praktik pembunuhan terhadap perempuan yang marak di wilayah tersebut.
Editor : Sapta
Sumber : Detikcom