Nenek ini Opname, katanya Dia Dianiaya Istri dan Anak Kadus



DikoNews7 | Medan - Selama 9 jam Nora Boru Simatupang, harus menjalani rawat inap di Klinik Sumber Waras di Dusun I, Desa Cinta Dame. Setelah kondisinya mulai membaik, wanita berusia 58 tahun itu mengaku kalau kondisinya melemah karena tubuhnya merasa sakit usai dikeroyok oleh LP (53) dan anaknya, NS (25), MS (23), serta NWS (21).

Para pelaku pengeroyokan merupan istri Kepala Dusun (Kadus), dan anak perempuannya dan termaksud tetangga depan rumah korban di Dusun V, Desa Cinta Dame, Kecamatan Percut Sei Tuan, pada Kamis (11/7/2019) sekira jam 11.00 wib.


Atas kejadian itu, suami korban, Robert Nainggolan (54) ditemani anaknya, Iman Sastra Nainggolan (27) membuat laporan ke Polsek Percut Sei Tuan.

Ditemui di Polsek Percut Sei Tuan, Senin (5/8/2019) Robert Nainggolan dan anaknya menjelaskan, pengeroyokan menimpa istrinya terjadi saat ia berada di ladang miliknya.

Saat itu, Robert langsung tersentak dan menuju pulang ke rumahnya sesat setelah menerima telfon dari anak perempuannya, Veronika boru Nainggolan (22).

"Anak saya ngomong sambil nangis-ngais, jadi saya gak tanya lagi. Karena dia nangis, saya langsu pulang ke rumah," tutur, Robert.

Sampai di rumah, Robert melihat istrinya, sudah tergeletak lemas di teras rumah dibantu tetangga untuk disadarkan.

Saya lihat banyak tetangga membatu mengusuk-ngusuk istri saya, karena istri saya sempat pingsan. Saya tanya warga, katanya istri saya dikeroyok oleh istri kepala dusun dan anak-anak perempuannya. Dan saya tanyak istri saya setelah sadar, juga mengakui hal yang sama," kata, Robert.

Namun saat itu, kondisi istrinya kembali melemah. Robert dan keluarga membawa wanita beranak 6 dan sudah memiliki 4 cucu itu berobat ke klinik Dr Tono Tampubolon di kawasan Desa Percut.

"Lalu kami ke kantor Kepala Desa, maksudnya mau melaporan ke Kepala Desa. Rupanya, ibu Kades, J. boru Tambunan sedang rapat di sekolah Cinta Dame. Kami lama menunggu, tapi istri saya lemas dan pingsan,"jelasnya.

Sempat panik, Robert pun dibantu salahbseorang anak Kepala Desa yang bertugas di desa untuk membawa, Nora Boru Simatupang ke Klinik Sumber Waras di Dusun I, Desa Cinta Dame.

"Disitu istri saya langsung diinfus sampai 9 jam. Saya tinggalkan istri saya di rumah sakit, lalu saya datang melapor ke Polsek. Hari ini rencananya mau menanyakan prihal laporan kami, karena dua orang saksi sudah diperiksa," sebutnya.

Beberapa hari kemudian setelah melapor, Robert menuturkan kalau Kepala Desa J. boru Tambunan datang ke rumahnya bersama 3 orang, guna menanyakan dan mediasi agar kedua belah pihak berdamai. Kkepada Kades, Robert mengatakan untuk membahasnya dengan keluarga besar.

"Saya bilang sama ibu Kades agar sabar dulu dan saya bilang akan saya musyawarahkan bersama keluarga saya. Lalu saya bilang tunggu sekitar 4 hari," katanya.

Namun setelah 4 hari tak ada jawaban untuk berdamai, rumah korban kembali didatangi kerabat korban yang tujuannya supaya korban mau berdamai.

"Yang datang ke dua kali, abang semarga dengan saya. Tapi istri saya langsung menjawab, 'jaganglah karena pelaku sudah sering berbuat begitu sama saya'. Terus abang saya itupun pulang,"terangnya.

Sementara itu korban, Nora Boru Simatupang saat ditanyai prihal penganiayaan dan pengeroyokan yang menimpanya terjadi sekira jam 11 pagi. Saat itu ia sedang menidurkan cucunya yang berusia satu setengah tahun.

Akan tetapi, suara ribut didepan rumahnya membuat cucu korban terus menangis dan tak bisa tidur. Korban lantas keluar rumah dan melihat, dua orang anak dari Kadus ditempatnya sedang mengajak anak-anak lain bermain guli (kelereng).

Melihat itu, korban menegurnya. Namun bukannya berhenti, mereka terus bermain sehingga dirasa mengganggu aktivitas korban. Karena kesal, korban mengambil seember (timba) air dan menyiramnya ke tanah tempat para pelaku bermain.

"Saya sudah bilang 'Tolong ya jangan berisik, saya mau nidurkan cucu saya yang masih balita'. Ehh, rupanya mereka terus ribut. Jadi saya siram tanahnya pakai air 1 timba, rupanya anak dua orang anak Kadus disitu ngamuk-ngamuk dan memaki-maki pakai ucapan kotor. Saya bilang ke mereka jangan gitu karena saya sudah tua, tapi terus saja mereka ngomel," ujar korban.

Dari ributan itu, mereka sempat pulang, begitu juga dengan korban kembali masuk ke rumahnya. Akan tetapi, beberapa menit kemudian, NS, MS dan NWS datang bersama ibunya, LP. Mereka langsung mendatangi korban dan menyerangnya secara brutal.

"Mereka 4 orang mendatangi saya, dan LP menendang perut bagian tengah saya sehingga saya jatuh di teras rumah seketika. Saya lemas dan sewaktu posisi saya jatuh, anaknya itu juga ikut menendang saya," ujar korban.

Atas kejadian itu, korban kembali menyuruh suami dan anaknya guna mengetahui prihal laporannya ke Polsek Percut Sei Tuan. Dikantor polisi, Juru periksa Brigadir Regeta yang menangani perkaranya memberitahu ke korban kalau lawannya itu juga membuat laporan ke Polsek Percut Sei Tuan.

"Kami pun heran, padahal istri saya yang dikeroyok hingga pingsan, bahkan gak ada membalas sama sekali, lho kok bisa bisa mereka melapor dianiaya dan dikeroyok? Kami berharap, supaya kasus ini dituntaskan sesuai dengan proses hukum dan seadil-adilnya," kata korban dan keluarga sambil menunjukan bukti laporan LP Nomor : STTPL/1845/K/VII/2019/SPKT Percut.

Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Percut Sei Tuan Iptu MK Daulay membenarkan prihal laporan tersebut. "Nanti akan kita cek laporan kedua belah pihak," imbuhnya. 

Reporter : Romi

Editor : Sapta

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel