Ikut KLB, Ketua DPC Kepulauan Sula: Ini Upaya Perbaiki Partai Demokrat

 
FOTO : Ketua DPC Partai Demokrat Kepulauan Sula, Ajrin Duwila.

DN7 | Deli Serdang -
 
Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang digelar di The Hill Hotel dan Resort Sibolangit, Deli Serdang, pada 5-7 Maret 2021 diyakini sebagai upaya memperbaiki partai.

Hal ini disampaikan oleh Ketua DPC Partai Demokrat Kepulauan Sula, Ajrin Duwila kepada wartawan di arena KLB, Jumat (5/3/2021) malam.

Ajrin mengatakan, keinginan untuk adanya upaya memperbaiki partai menjadi alasan kenapa dia tertarik ikut KLB.

"Awalnya tidak pernah dikomunikasikan sebelumnya, melainkan saya yang mencari tahu sendiri. Saya mengikuti perkembangan berita-berita di media, loh kok benar apa yang disampaikan oleh kelompok yang mengikuti KLB. Kenapa AD/ART Partai Demokrat tiba-tiba dapat, padahal tidak pernah dibahas pada kongres kelima yang digelar 5 Maret 2020 lalu," ujarnya.

Selain itu, lanjut Ajrin, dia mengikuti KLB di Sibolangit karena ada hak-hak di DPC yang dipangkas di dalam AD/ART Partai Demokrat Ketua Umum (Ketum) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). 

"Pada AD/ART terdapat salah satu pasal yang mengatur bahwa, kongres atau KLB membahas AD/ART. Sementara, pada kongres kelima (Maret 2020) tidak pernah membahas AD/ART. Nah, itulah yang membuat saya tertarik mengikuti KLB ini dimana dibahas AD/ART. Lalu, saya mencari tahu informasi tentang KLB hingga mendapat informasi dari kader senior Demokrat dan akhirnya saya datang mengikuti KLB," jelas Ajrin yang sudah memegang jabatan sebagai ketua DPC selama 3 tahun tersebut.

Terkait pernyataan AHY menyebutkan tidak ada DPC yang mengikuti KLB di Sibolangit, Ajrin membantah. Buktinya, dia sendiri merupakan perwakilan DPC dari Kepulauan Sula, Maluku Utara.

"Tujuan saya mengikuti KLB karena hak-hak DPC dipangkas. Makanya, saya sangat yakin teman-teman DPC yang lain ada dan memberikan dukungan terhadap KLB. Namun, mungkin saja ada yang mendapat tekanan atau diancam akan dipecat dan sebagainya. Saya sendiri tidak mengalami itu," kata dia.

Disinggung hak-hak DPC yang dikurangi, Ajrin menyebutkan, misalnya, mau mengadakan Muscab maka DPC mengusulkan tiga nama. Begitu juga Musda, DPC mengusulkan tiga nama. Lalu, tiga nama tersebut diputuskan oleh tiga orang yang ada di DPP yaitu Ketum, Sekjen, dan ketua BPOKK (Badan Pembina Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan).

"Lah bagaimana ceritanya? Saya berasumsi kalau kondisinya seperti itu, maka sangat berpotensi menimbulkan suatu kondisi yang transaksional. Tidak berdasarkan kondisi riil, dan bahwa ini benar-benar potensial di daerah," bebernya.

Diakui dia, memang proses KLB dengan ditetapkannya Moeldoko sebagai Ketum masih butuh pengakuan resmi dari negara, dalam hal ini Kemenkumham. Tapi, Ajrin sangat yakin dengan adanya beberapa fakta yang didapat maka insya Allah Kemenkumham akan mengesahkannya.

"Namun demikian, anggaplah kemungkinan terburuk ternyata kubu Ketum AHY yang menang dan diakui, sehingga saya nantinya harus dipecat. Akan tetapi, saya merasa bangga karena upaya mendukung KLB merupakan gerakan revolusi. Bagi saya gerakan revolusi ini sebagai upaya memperbaiki Partai Demokrat ke depan," tegasnya.

Lebih jauh Ajrin menyampaikan, kalau ada yang menyatakan menjual Partai Demokrat itu keliru. Terbukti, dirinya salah satu kader daerah mencari sendiri untuk mendapatkan haknya dengan mendukung KLB.

"Setelah kongres kelima pada Maret 2020 lalu, kita ada Rapimnas melalui zoom. Tapi, Rapimnas tersebut terkesan monologis. Akhirnya, keluhan dari kader di daerah pada bingung mau disampaikan ke mana," keluh dia. 

Terkait sikap DPD Maluku Utara bagaimana terhadap KLB di Sibolangit, Ajrin kurang mengetahui. Tapi, dia yakin bahwa dari 100 persen di DPD tidak ada yang bisa mengklaim. Sebab, ada DPD yang sangat setuju dengan kondisi yang ada saat ini (KLB).

Mengenai mahar politik di daerahnya, sambung Ajrin, dia tidak tahu persis bagaimana. Karena, ketua DPD yang mencalonkan diri dan mengurusnya ke DPP. 

"Tapi, informasinya memang ada mahar politik dan dipatok," tandas Ajrin yang sudah sekitar 7 tahun jadi kader Demokrat. (*

Editor : Diko

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel