Bantu Ukraina Lawan Rusia, Australia Danai Senjata Mematikan Rp 729 Miliar

Foto : Asap mengepul setelah serangan rudal Rusia menghantam depot minyak di kota Vasylkiv di luar Kiev, Ukraina. (AFP/Dimitar Dilkof)

DikoNews7 -

Australia berubah pendirian dari sikapnya pekan lalu, saat mengatakan hanya akan mendanai bantuan teknis militer untuk Ukraina melawan Rusia. 

Kini Australia menjanjikan dana sebesar AU$ 70 juta atau sekitar Rp 729 miliar untuk pengadaan senjata mematikan, termasuk rudal dan amunisi. 

Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan, sebagian besar pendanaan senjata baru untuk Ukraina masuk ke dalam kategori senjata mematikan.

"Kami sedang membicarakan rudal, kami sedang membicarakan amunisi, kami sedang membicarakan dukungan untuk mereka, untuk membela tanah air mereka sendiri di Ukraina dan kami akan melakukannya melalui koordinasi dengan NATO," katanya, Selasa (1/3/2022).

Menurut Morrison, senjata-senjata itu akan segera dikirim, namun tidak diketahui kapan waktunya. Ia juga mendesak warga negara Australia agar tidak bergabung dengan milisi Ukraina dalam melawan militer Rusia karena posisi hukum kombatan sipil asing belum jelas.

"Australia akan menyerahkan bantuan kemanusiaan sebesar AU$ 35 juta dolar Australia atau sekitar Rp 364 miliar kepada organisasi internasional yang membantu warga Ukraina melalui penyediaan tempat tinggal, makanan, perawatan medis, air dan pendidikan".

Sejumlah WNI di Ukraina dikabarkan telah dievakuasi oleh pemerintah Indonesia. Tim evakuasi dari KBRI terkait telah melakukan proses tersebut.

"KBRI kita Kiev, Warsawa, Bucharest dan Moskow disiagakan terus untuk melaksanakan evakuasi. Jalur evakuasi terutama dari Kiev sempat dikaji ulang mengingat munculnya situasi yang menyulitkan, jika evakuasi dilakukan ke arah Lviv," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam Press Briefing Virtual Menlu RI tentang Perkembangan Evakuasi WNI dari Ukraina pada Selasa (1/3/2022).

Pada kesempatan tersebut, Menlu Retno mengatakan sejauh ini total sudah ada 99 WNI yang dievakuasi oleh pemerintah Indonesia.

"Jumlah total yang beada di luar Ukraina 99 WNI dan 5 WNA yang merupakan keluarga," tuturnya.

"99 WNI sudah keluar dari Ukraina, termasuk 5 WNI yang melakukan evakuasi mandiri. Saat ini, mereka berada di dua titik aman yaitu Bucharest Rumania dan Resort Polandia," papar Menlu Retno.

Sementara itu, masih terdapat 4 WNI di Cardif dan 9 WNI di Chernivtsi sebelah utara Ukraina. "Mereka belum dapat dievakuasi, mengingat pertempuran darat terus terjadi."

KBRI Kiev di Ukraina dan Moskow di Rusia terus melakukan kontak, mereka dalam kondisi sehat dan memilik pasokan logistik cukup.

"Pemerintah menunggu saat yang tepat untuk menunggu evakuasi," tegas Menlu Retno. (*)

 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel