Harga Pangan Melambung Jelang Tutup Tahun 2022, Sumut Dipastikan Alami Inflasi


DikoNews7 -

Harga sayur-sayuran terpantau mengalami kenaikan fantastis selama bulan Desember ini. Kenaikannya bahkan ada yang mencapai 3 kali lipat dibandingkan harga di hari biasanya. 

Namun, untuk kenaikan harga sayur sayuran tidak akan berkontribusi pada lonjakan inflasi yang signifikan, sehingga sekalipun naik tinggi tidak akan mendorong inflasi naik tajam.

Ketua Tim Pemantau Harga Bahan Pokok Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, mengatakan, dari hasil pantauan di pasar, hampir semua jenis sayuran mengalami kenaikan seperti tomat, bayam, kangkung, sawi, daun singkong, terong, brokoli, wortel, hingga kol. 

“Namun untuk harga cabai, secara keseluruhan akan menjadi pendorong terciptanya laju tekanan inflasi selama bulan Desember ini,” ujar Gunawan di Medan, Kamis (29/12/2022).

Kalau merujuk harga cabai merah yang ada di Kota Medan, rata rata di bulan Desember ini mengalami kenaikan sekitar Rp10 ribu per kg dibandingkan dengan rata rata pada bulan November. Sementara harga cabai rawit naik sekitar 40% dibandingkan dengan rata rata pada bulan November. 

Harga cabai merah saat ini dijual dikisaran Rp34 ribu per Kg, dan cabai rawit dikisaran Rp54 ribu per Kg. Untuk minyak goreng di pekan keempat ini mengalami kenaikan sekitar Rp200 per Kg dikisaran Rp14.150 per Kg. 

Untuk daging ayam juga mengalami kenaikan dari kisaran Rp30 ribuan per Kg menjadi Rp36 ribuan per Kg saat ini. Untuk daging ayam naik dari kisaran Rp26 ribuan per Kg menjadi Rp28 ribuan per Kg saat ini.

Bawang putih juga mengalami kenaikan dari kisaran Rp22 ribuan per Kg, menjadi Rp24 ribuan per Kg saat ini. Beras juga mengalami kenaikan sekitar Rp100 hingga Rp250 per Kg. Bawang putih juga mengalami kenaikan dari kisaran Rp22 ribu menjadi Rp24 ribuan per kg. 

“Hanya bawang merah yang mengalami penurunan dari kisaran harga Rp28 ribuan menjadi Rp26 ribuan per Kg saat ini,” sebutnya.

Kenaikan pada komoditas pangan di bulan Desember ini menurut Gunawan banyak dipicu oleh faktor cuaca yang kurang bersahabat yang membuat gangguan panen dan distribusi. 

Selanjutnya diikuti oleh tingginya permintaan baik dari konsumen maupun pemerintah (bantuan sosial), kenaikan biaya produksi (panen) karena buruh tani yang merayakan natal.

“Jadi saya memastikan bahwa Sumut akan mencetak inflasi, dan besarannya masih dikisaran 0.5%. dengan inflasi sebesar itu, saya menilai sejauh ini sudah mulai ada gangguan pada daya beli masyarakat di wilayah Sumut. Dan masalah daya beli ini masih akan menjadi tantangan besar Sumut di tahun depan,” pungkasnya. (*)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel