Massa Formasi Kembali Berunjuk Rasa Desak DPRD Medan Periksa Oknum Kadishub


DikoNews7 -

Sekitar seratus massa Forum Masyarakat Anti Korupsi (Formasi) kembali mendatangi Kantor DPRD Kota Medan, di Jalan Kapten Maulana Lubis, Jumat (27/10/2023).

Mereka datang untuk mendesak pemanggilan dan pemeriksaan oknum Kadishub IL. 

"Kami minta DPRD Medan segera menganggil dan memeriksa oknum Kepala Dinas Perhubungan IL dalam rapat dengat pendapat (RDP) terkait dugaan penyelewengan jabatan yang diduga dilakukannya," teriak koordinator aksi Putra Tanjung. 

Dalam orasinya, massa pengunjukrasa menyampaikan bahwa mereka kembali datang dengan membawa segudang pelanggaran dan penyelewengan yang melibatkan oknum IL tersebut. 

"Salah satunya yaitu soal pelanggaran Perwal Nomor 13 Tahun 2016 "tentang larangan kendaraan melintasi kawasan tertentu dan larangan kendaraan untuk kegiatan bongkar muat pada kawasan tertentu. 

Sambil membentangkan spanduk bertuliskan "Tangkap IL, Hukum IL" dan "Pungli berkedok surat izin dispensasi yang dilakukan IL sebagai Kepala Dishub ", Putra Tanjung menegaskan Dinas perhubungan ini telah mengeluarkan surat Izin dispensasi kepada setiap perusahaan yang memiliki kendaraan berat angkutan diatas 3.000 Kg yang ditanda tangani oknum IL selaku Kadisnya.

Sehingga armada itu dapat melintasi dan melakukan kegiatan bongkar di kawasan larangan yang ada perwalnya. 

Dispensasi tersebut sangat lah melanggar aturan yang telah dibuat oleh pemerintah setempat apalagi surat izin dimaksud tidak lah memiliki payung hukum yang kuat atau yang dapat mendukung surat izin tersebut seperti Perda dan Perwal. 

Diketahui juga bahwa dalam proses pengurusan surat izin dispensasi tersebut dikenakan tarif biaya yang diketahui sekitar Rp.75.000 - Rp.150.000 per lembar kepada setiap perusahaan yang mau mengurus surat izin dispensasi tersebut dan diperkirakan ada sekitar 1.000 lembar surat izin dispensasi yang di keluarkan setiap bulannya. 

Dengan kata lain hasil pembuatan surat izin dispensasi tersebut dikisaran Rp100 juta/bulan. Hal ini sudah berjalan selama ±5 sampai 6 tahun, artinya kerugian negara mencapai ±Rp6 miliar. 

"Yang menjadi pertanyaan, kemana kah dana hasil biaya pengurusan surat izin tersebut...? sedangkan kita tau bahwa surat izin tersebut sangat berseberangan dengan Perwal Nomor 13 Tahun 2016," teriak Putra Tanjung. 

Oleh karena itu, Forum Masyarakat Anti Korupsi Kota Medan meminta DPRD Kota Medan menindak dan menyelidiki bagaimana kasus ini bisa lolos dan berjalan hingga sampai sekarang.

Aksi unjukrasa massa Formasi itu berlangsung damai, tertib dan lancar dengan mendapat pengawalan aparat kepolisian. 

Massa kemudian membubarkan diri setelah menegaskan akan datang kembali dengan massa lebih banyak bila aspirasi nya tidak mendapat tanggapan. (*)



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel