Misteri Motif Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang Bank yang Tewas Mengenaskan


DikoNews7 -

Kematian IP, Kepala Cabang sebuah bank ternama di Jakarta, menggegerkan publik. Jasadnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Kaki, tangan, dan kepalanya dililit lakban hitam.

IP dilaporkan diculik secara misterius di sebuah pusat perbelanjaan kawasan Ciracas, Jakarta Timur. Dia disergap saat hendak masuk ke mobilnya. Esok harinya, tubuhnya ditemukan tergeletak tak bernyawa di sebuah lahan kosong di Serang Baru, Kabupaten Bekasi.

Polisi bergerak cepat. Empat pelaku telah ditangkap, namun eksekutor utama pembunuhan masih buron. Sayangnya, hingga kini, motif di balik penculikan dan pembunuhan ini masih jadi teka-teki.

Keluarga korban menuntut kejelasan dan keadilan. Mereka meminta kepolisian tak hanya menangkap seluruh pelaku, tapi juga mengungkap motif sebenarnya.

“Harapannya pelaku segera ditangkap semua, dihukum seberat-beratnya dan dihukum setimpal,” tegas Intania Rizky Utami, adik ipar korban.

Kanit IV Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKP Charles Bagaisar mengatakan, pihaknya masih mendalami dalang penculikan dan pembunuhan IP.

Detik-detik penculikan IP, terekam jelas dalam kamera CCTV pusat perbelanjaan kawasan Ciracas. Dalam video, IP terlihat berjalan santai menuju mobil hitam miliknya. Dia mengenakan batik cokelat dan celana krem. Tidak ada tanda-tanda curiga.

Hingga saat dia membuka pintu mobilnya, tiba-tiba tiga pria tak dikenal muncul dari arah samping kanan. Ketiganya langsung menyergap IP. 

IP tampak mencoba melawan, namun kalah jumlah. Tubuhnya didorong, diseret, lalu dipaksa masuk ke dalam mobil putih yang sudah siaga tepat di sebelah mobilnya.

Aksi brutal itu hanya berlangsung beberapa detik sebelum mobil pelaku melaju cepat meninggalkan lokasi. Salah satu rekan kerja IP sempat melihat mobil putih tersebut kabur dari lahan parkir. Rasa curiga langsung muncul, namun sudah terlambat.

Kanit IV Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKP Charles Bagaisar mengatakan, sebelum disergap, IP baru saja menyelesaikan rapat dengan rekan-rekan kerjanya.

"Korban habis meeting kantor, sama teman-teman kantornya juga," ucapnya.

Jenazah korban pertama kali ditemukan oleh seorang penggembala sapi yang melintas di lapangan kawasan Tegal Masni, Desa Cilangkara, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, pada Kamis (21/8/2205).

Temuan itu kemudian dilaporkan kepada perangkat RT dan RW setempat sebelum akhirnya diteruskan ke pihak kepolisian.

"Awalnya ada pengembala sapi di sekitar lokasi melihat mayat, setelah itu dia laporan ke RT RW setempat hingga akhirnya laporan itu diterima polsek," jelas Kapolsek Serang Baru, AKP Hotma Sitompul.

Hotma menyebut, jenazah ditemukan sekira pukul 05.30 WIB. Kondisi jenazah sangat mengenaskan. Bagian kaki, kepala, dan wajah korban dililit lakban berwarna hitam.

"Ada luka lebam akibat benda tumpul di bagian wajah korban," kata Hotma.

Beberapa jam setelah ditemukan, jasad korban dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk dilakukan autopsi.

Sesampainya di RS Polri, jasad langsung dibawa ke instalasi forensik. Beberapa rekan kerja korban terlihat hadir untuk memberikan penghormatan terakhir.

Hanya beberapa jam setelah jenazah korban ditemukan, polisi menangkap empat orang diduga pelaku penculikan. Tiga di antaranya ditangkap di daerah Johar Baru, Jakarta Pusat. Mereka berinisial AT, RS, dan RAH.

Sementara, satu pelaku lain diamankan di Nusa Tenggara Timur saat melarikan diri. Inisialnya RW.

"RW diamankan saat tiba di bandara NTT untuk melarikan diri," kata Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ressa Fiardy Marasabessy.

Saat menjalani pemeriksaan, keempat pelaku mengakui menculik IP di kawasan supermarket Pasar Rebo.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Dicky mengatakan, pihaknya sedang memburu eksekutor pembunuhan IP.

"Eksekutornya lagi dikejar, lagi lari," ucap Dicky.

Keluarga korban meminta para pelaku dihukum seberat-beratnya. Mereka mendesak polisi untuk mengusut tuntas motif di balik penculikan dan pembunuhan sadis tersebut.

"Dihukum sebarat-beratnya dan dihukum setimpal," ujar adik ipak korban, Intania Rizky Utami.

Intania mengaku mengetahui kabar buruk itu dari istri IP yang panik karena suaminya diculik. Keluarga langsung bergerak mencari informasi, hingga akhirnya menemukan rekaman CCTV yang memperlihatkan detik-detik penculikan.

"Kami sih curiganya dibuntutin karena posisinya sebelah mobil korban," ujar dia.

Menurut Intania, saat kejadian IP baru saja selesai meeting dan menuju parkiran bersama atasannya. Namun, mereka pulang dengan mobil yang berbeda. Tak lama setelah itu, IP disergap tiga pria dan diseret masuk ke mobil putih.

Yang membuat keluarga makin terpukul, IP dikenal sebagai sosok baik, tanpa konflik pribadi ataupun masalah serius.

Rekan kerja IP, Wigo menyebut korban merupakan sosok yang supel, komunikatif, dan suka bercanda.

"Basic-nya baik lah. Enggak punya musuh kayaknya orangnya," kata dia.

Wigo pernah satu kantor dengan korban di kawasan Sudirman sekitar tahun 2016 sampai 2017. Setelah IP dipindah ke Cempaka Putih sebagai kepala cabang, komunikasi mereka memang tak seintens dulu. Namun hubungan tetap terjalin hangat, meski hanya lewat media sosial.

Pertemuan terakhir mereka bahkan terjadi sebulan lalu di kantor pusat, dan sempat juga berpapasan di masjid. Saat kabar kematian IP menyebar di berbagai grup internal perusahaan, Wigo mengaku syok.

"Saya juga kaget," ujar dia.

Di balik duka, ada banyak spekulasi yang beredar. Ada yang mengaitkan insiden dengan urusan penagihan, ada pula yang menyebut IP punya hobi motoran hingga disebut-sebut terkait urusan pribadi. Namun Wigo enggan berspekulasi lebih jauh.

Sebagai sahabat dan rekan kerja, Wigo hanya punya satu harapan, keadilan. Dia meminta semua pelaku ditangkap.

"Ya harapannya segera ditangkap semua lah gitu ya, diberi hukuman setimpal," tandas dia. ***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel