Bawa Poster "Pak Jokowi P Brandan Juga Indonesia" Warga Brandan Minta Kilang Minyak Diaktifkan


DN7 | Langkat - 

Masyarakat yang peduli dan prihatin dengan keadaan kota minyak P. Brandan, Minggu (5/1/20) siang secara spontan membuat aksi didepan pintu gerbang Pertamina RU II area P. Brandan, Jalan Wahidin Kelurahan Brandan Barat, Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat.

Aksi diikuti segenap elemen masyarakat terdiri dari tokoh masyarakat, abang becak dan beberapa organisasi kepemudaan, dengan membawa foster bertuliskan," Pak Jokowi P.Brandan juga Indonesia", dan beberapa foster lainnya, "Pak Presiden hidupkan kembali kilang minyak Pkl Brandan", dan lainnya.

Aksi damai yang berjalan lebih kurang 40 menit ini, sontak menjadi perhatian masyarakat sekitar, maupun para pengendara lainnya yang melintas di jalan Wahidin maupun jalan Kartini P.Brandan.

Adam Malik, salah seorang peserta aksi mengatakan, "Kegiatan ini dilakukan secara spontanitas sebagai bentuk rasa prihatin masyarakat atas di tutupnya kilang minyak P.Brandan, jangan lupakan sejarah, kilang minyak P.Brandan merupakan tonggak sejarah awal peminyakan di Indonesia, namun saat ini dilupakan, dengan aksi ini masyarakat minta Pemerintah membuka dan mengaktifkan kembali kilang minyak P.Brandan sehingga dapat mendongkrak prekonomian masyarakat", ucapnya.

Hal senada juga di ungkap DahlanTanjung (60), dirinya mengatakan, "Ditutupnya kilang minyak Pertamina merupakan bentuk penghinaan kepada kita warga P.Brandan, bagai kata pepatah, habis manis sepah di buang, kita minta kilang minyak ini untuk di buka dan diaktifkan kembali" ucap mantan Ketua PAC Pemuda Pancasila Kecamatan Babalan ini.

Diketahui, sejak tahun 2006 Pertamina P.Brandan di likuidasi dan tutup karena dianggap sudah tidak mampu menutupi biaya produksi, dimana pengolahan minyak P.Brandan memiliki sejarah panjang sebagai pelopor dimulainya eksplorasi minyak di Indonesia.

P. Brandan sudah ada sejak tahun 1883, ketika konsesi pertama pengusahaan minyak diserahkan Sultan Langkat kepada Aeilko J Zijlker untuk daerah Telaga Said P.Brandan, dan pada tahun 1892, kilang minyak di P.Brandan yang dibangun Royal Dutch mulai berjalan.

Selanjutnya, pada tahun 1901 saluran pipa Peurlak-P.Brandan selesai dibangun, baru pada tahun 1945, lapangan minyak sekitar P.Brandan diserahkan pihak Jepang atas nama sekutu kepada bangsa Indonesia hingga sekarang dengan nama Pertamina.

Dengan sejarah yang panjang, masyarakat sangat menyayangkan keputusan Pertamina menutup kilang minyak P.Brandan, bahkan dari tahun 2006 hingga sekarang, aksi protes tetap terus dilakukan oleh beberapa elemen organisasi dan aliansi perkumpulan masyarakat.

"Sebagai masyarakat P.Brandan, kita prihatin dengan keadaan ini, ditutupnya kilang minyak mematikan prekonomian masyarakat, saatnya kita bangkit dan mengulang kejayaan itu, dengan fasiltas dan infrastruktur yang sudah ada, kita minta Bupati Langkat, Gubernur Sumatera Utara dan Bapak Presiden Ir Joko Widodo untuk berjuang mengaktifkan kembali kilang minyak P. Brandan", tambah Adam Malik. (Kurnia02)

Editor : Sapta

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel