Usai dikerjakan, proyek TPT dan Pengerasan Jalan Dinas PUPR Langkat Sudah Rusak



DN7 | Langkat - Menjelang akhir tahun 2019, Pemerintah Kabupaten Langkat gencar melaksanakan pembangunan disegala sektor, namun apa jadinya jika pembangunan yang di laksanakan bersumber dari dana APBD Langkat di anggap tidak berkualitas. Selasa (19/5/20)

Sehingga proyek yang dikerjakan terkesan asal jadi, seperti yang terlihat dalam proyek peninggian dan pengerasan badan jalan Lubuk Kertang menuju ekowisata hutan mangrove Desa Lubuk Kertang, Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat.

Dimana proyek yang dikerjakan oleh CV Herlambang, dengan pagu sebesar Rp 900.000.000 yang bersumber dari dana APBD Langkat T.A 2019, dengan nilai HPS Rp 862.186.000, sudah rusak usai dikerjakan.

Herman (46) salah seorang warga mengatakan, sangat kecewa dengan hasil proyek yang dilaksanakan, sementara uang negara yang digelontorkan untuk pembangunan sangat besar, "Siapa yang tidak kecewa , sebelum dibangun jalan ini mudah dilewati kendaraan, namun setelah di bangun seperti kubangan lumpur dan sulit dilalui", ucap Herman.

Parahnya lagi tembok penahan tanah (TPT) yang baru siap dibangun sudah rusak, bahkan amblas dan hancur dibeberapa titik. "Kock bisa ya, proyek hancur-hancuran seperti ini diterima oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Langkat", ucapnya dengan nada kesal.

Hal senada juga diungkap Rohman beserta kelompok tani dan nelayan Desa Lubuk Kertang, dimana proyek yang dikerjakan seakan mematikan usaha masyarakat, yang menggantungkan ekonomi keluarga dengan ekowisata mangrove.

Keadaan becek dan berlumpur membuat wisatawan (pelancong) enggan datang ke ekowisata hutan mangrove Lubuk Kertang, tentunya ini merugikan kelompok masyarakat sebagai pengelola ekowisata mangrove, yang menggantungkan ekonomi keluarga dari kegiatan wisata ini.

"Pembangunan di buat untuk mengatasi masalah, bukan membuat masalah, hujan sedikit saja jalan ini sudah becek dan berlumpur, kita minta keadaan ini segera diperbaiki", ucap Rohman diamini warga lainnya sembari menjelaskan, jika saat pelaksanaan juga tidak terlihat adanya plank proyek.

Dari pantauan Dikonews7.com, terlihat kondisi jalan becek berlumpur dengan tanah kuning, timbunan sertu sangat tipis, sehingga mudah terbenam dan sulit dilalui kendaraan, parahnya lagi, TPT yang baru dibangun juga sudah hancur dan amlas, dengan kerusakan lebih kurang 10 meter, bahkan disepanjang TPT juga mengalami kerusakan dan keretakan, hingga kini belum ada tanda-tanda akan diperbaiki. (Kurnia02)

Editor : Sapta


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel