Mahasiswa Fisip USU Gelar Sosialisasi Cara Pengambilan BPNT

FOTO : Nur Fadillah bersama Ibu Sainah.

DN7 | Medan -

  
Nur Fadhillah merupakan mahasiswi PKL 2 Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU yang melaksanakan praktikum selama satu semester di Kantor Lurah Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan, Kota Madya Medan.
  
Selama melaksanakan PKL, Nur Fadillah yang akrab disapa Dila ini melihat dengan jelas dampak dari  pandemic covid-19 sangat dirasakan di berbagai aspek kehidupan. 
 
Lebih lanjut Dila mengatakan, Pandemic covid-19 yang sudah berlarut sampai akhir tahun 2020 hingga saat sekarang ini membuat pemerintah harus mengupayakan berbagai cara untuk membantu masyarakatnya.
 
Semua kesulitan yang di rasakan masyarakat terjadi karena banyaknya terjadi PHK dan usaha-usaha yang tutup. Menyikapi hal itu pemerintah mengambil kebijakan dengan memberikan berbagai macam bantuan kepada warga. 
   
Seperti Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), ini adalah program bantuan sosial pangan dalam bentuk non tunai dari pemerintah yang di berikan kepada Kelompok Penerima Manfaat (KPM) setiap bulannya melalui mekanisme akun elektronik yang digunakan hanya untuk membeli bahan pangan di e-warong yang bekerjasama dengan bank.
 
Sistem baru penyaluran bantuan pangan ini diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2017 tentang Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai. Sistem pembagian BPNT dilakukan dengan menggunakan akun nelektronik. 
 
Lalu KPM menerima dana yang ditransfer setiap bulan ke rekening masing-masing KPM bekerjasama dengan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yaitu BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN. Nominal yang di terima dapat ditukarkan dengan beras, telur, dan lainnya sesuai kebutuhan KPM di e-Warong.
 
BPNT juga merupakan pengganti program beras sejahtera (rastra) yang diluncurkan sejak 2017 untuk meningkatkan efektivitas penyaluran bansos sehingga lebih tepat sasaran. 
 
Bantuan sosial non tunai diberikan dalam rangka program penanggulangan kemiskinan yang meliputi perlindungan sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, rehabilitasi sosial, dan pelayanan dasar.
 
Penyaluran bantuan sosial secara non tunai kepada masyarakat dinilai lebih efisien, tepat sasaran, tepat jumlah, tepat waktu, tepat kualitas, serta tepat administrasi. Sehingga masyarakat juga memperoleh nutrisi yang lebih seimbang, tidak hanya karbohidrat, tetapi juga protein, seperti telur. 
 
Selain itu, penyaluran bantuan sosial non tunai juga dapat mendidik dan membiasakan masyarakat untuk menabung, karena pencairan dana bantuan dapat mereka atur sendiri sesuai kebutuhan.
  
Dila pun melakukan assessment dan observasi selama praktikum, dengan melakukan wawancara kepada Ibu Sainah salah seorang warga yang menerima manfaat bantuan BPNT.
 
Kepada Dila Ibu Sainah mengaku sangat bersyukur mendapatkan bantuan ini, tetapi kebanyakan dari warga masih belum mengerti bagaimana prosedur pengambilan bantuan ini, sehingga banyak terjadi kesalahan ketika pengambilan bantuan tersebut, ucapnya.  
  
Seperti diketahui, Program BPNT ini proses pengambilannya melalui akun elektronik yang bekerjasama dengan Bank yang menggunakan kartu  ATM dan buku tabungan yang dapat di tukarkan di e-warung. 
 
Informasi yang berhasil Dila himpun menyebutkan, kebanyakan kesalahan yang terjadi karena warga yang menerima bantuan rata-rata dari mereka lupa PIN, kartu rusak, kartu hilang, dan lainnya. 
 
Atas dasar hasil Assament tersebut membuat Dila bersama TKSK Medan Marelan membuat program  sosialisasi terhadap warga sekitar yang mendapatkan bantuan program BPNT agar warga yang menerima bantuan menjadi mengerti bagaimana prosedur pengambilan bantuan.

Beberapa masalah yang mereka keluhkan memang mendapatkan solusi dan terarahkan, ada juga yang mereka keluhkan, sebagai penerima bantuan program BPNT dari beberapa bulan sebelumnya pencairan bantuan mereka mendapatkannya, tetapi ketika bulan selanjutnya pada waktu pencarian mereka malah mendapatkan saldo 0 (Nol) rupiah.
 
Selama proses sosialisasi, kami berusaha semaksimal mungkin memberikan arahan kepada ibu-ibu yang belum mengerti dalam proses pencarian BPNT dan memberikan solusi kepada penerima yang bermasalah karena kebanyakan dari mereka sulit memahami di karenakan sudah lanjut usia.
 
Perencanaan program sosialisasi ini dilaksanakan di salah satu rumah warga setempat dengan melibatkan kaum ibu dan pemuda setempat, dimana dengan di lakukannya program ini untuk memberikan pembelajaran kepada warga yang menerima bantuan. 
 
Harapannya agar tidak terjadi lagi kesalahan dalam proses pengambilan bantuan. Untuk itu Dila bersama TKSK Medan Marelan membuat poster tentang prosedur pencairan bantuan dan di bagikan kepada warga untuk di tempelkan di rumah mereka masing-masing.  
 
Metode yang digunakan adalah sosialisasi langsung, yaitu proses sosialisasi dilakukan secara langsung oleh fasilitator kepada masyarakat. Metode ini paling efektif karena fasilitator akan berhadapan langsung dan memberikan penjelasan terperinci terkait program untuk mengurangi kesalahpahaman karena masyarakat mendapatkan informasi langsung dari sumbernya. 
 
Metode ini bisa dilakukan dengan direct selling atau berkunjung langsung dari rumah kerumah, pertemuan RT, arisan, pertemuan tingkat desa, tahlilan atau saat nimbrung di warung maupun di sawah.
  
TKSK Medan Marelan sudah mendengarkan semua permasalahan yang ada dan berusaha sebagaimana tanggung jawabnya dimana beliau melaporkan segala permasalahan yang ada kepada Dinas Sosial dan berusaha memberikan pemahaman kepada ibu-ibu yang mendapatkan permasalahan.
 
Beliau berharap, setelah kami melakukan sosialisasi semoga warga dapat memahaminya dan untuk selanjutnya dalam proses pencairan bantuan tidak terjadi lagi masalah.
 
Terminasi yang saya lakukan pada pratikum ini adalah berupa pembagian poster kepada masyarakat penerima bantuan sebagai pengingat kepada mereka ketika hendak melakukan proses pencairan bantuan. 
 
Citizen Journalis : Nur Fadilah (Mahasiswi Praktikum IKS - USU)
Editor : Diko
 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel