Proyek TPT Diduga Asal Jadi, Kanit Tipikor : Lagi Dalam Tahap Pemeriksaan

FOTO : Tembok Penahan Tanah (TPT) di Dusun II Citra, Desa Sei Siur, Kecamatan Pangkalan Susu.

DN7 | Langkat -
 
Bobroknya pengerjaan proyek pembuatan Tembok Penahan Tanah (TPT) di Dusun II Citra, Desa Sei Siur, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumut, dengan anggaran mencapai Rp 387 juta bersumber dari APBD Langkat TA 2020, kini masuk dalam tahap pemeriksaan unit Tipikor Polres Langkat.

Hal ini disampaikan Kanit Tipikor Polres Langkat Iptu Zul Iskandar Ginting saat dikonfirmasi Dikonews7.com. Selasa (27/01/21) sore melalui pesan aplikasi WhatsApp.

"Iya bang, saat ini tim kami sedang melakukan pengecekan ke lokasi proyek dan akan berkoordinasi dengan Aparat Pengawasan Internal Pemerintahan (APIP)", ucapnya.

Sementara itu, dihari yang sama, Subiyanto SE selaku Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Langkat, saat ditemui diruangan kerjanya, membenarkan terjadinya kerusakan dibeberapa titik lokasi proyek, namun kerusakan terparah terjadi bukan karena teknis pekerjaan melainkan faktor alam.

"Saya sudah memerintahkan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk memeriksa pekerjaan proyek, untuk pihak rekanan diwajibkan untuk melakukan perbaikan dan pemeliharaan (Retensi) paling lambat 8 (Delapan) bulan setelah pekerjaan proyek selesai, selain itu apabila rekanan tak kunjung memperbaiki sesuai dengan pekerjaannya, maka anggaran dana pemeliharaan sebesar 5 % dari nilai kontrak proyek kepada rekanan tidak akan diberikan", ucapnya.

Dirinya juga membenarkan, jika saat ini Unit Tipikor Polres Langkat sedang melakukan tahap pemeriksaan terkait pekerjaan proyek TPT tersebut."Proyek ini kemaren sudah diperiksa Polres Langkat, secepatnya ini akan diperbaiki", jelas Subiyanto.SE.

Seperti yang sudah diberitakan Dikonews7.com beberapa waktu yang lalu, proyek pembuatan TPT ini dikerjakan oleh CV Indra Pratama, dimana dalam waktu 8 hari tepatnya Senin (04/01/21), bangunan TPT sudah rusak dibeberapa titik, dengan kerusakan retak dan patah hingga menimbulkan celah beberapa centi meter (cm).

Meski sudah diperbaiki, namun perbaikan hanya dilakukan dengan cara tambal sulam menutupi bagian yang retak dan patah dengan adukan semen, hingga pada Minggu (17/01/21), bangunan ini kembali rusak dan hancur akibat tidak kuat menahan debit air diguyur hujan deras. 
 
Reporter : Kurnia02
Editor : Diko

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel