Pandemi Belum Berakhir, 612 Pasien Covid-19 Meninggal di Sumbar

FOTO : Petugas mengubur peti jenazah berisi korban virus corona COVID-19 ke sebuah pemakaman di Jakarta (Bay Ismoyo/AFP)

DN7 | Padang -
 
Pandemi Covid-19 makin merebak di Sumatera Barat pada Maret 2020. Kasus demi kasus pasien positif Covid-19 terus bertambah. 
 
Hingga 2 Februari 2021, tercatat sudah 27.060 kasus positif Covid-19 di Sumbar dan 612 orang di antaranya dinyatakan meninggal karena terpapar virus tersebut.
 
Sementara, untuk pasien yang dinyatakan sudah sembuh atau negatif dari Covid-19 yakni sebanyak 25.174 orang. Hingga saat ini, positif rate sebesar 7,39 persen.
 
"Hari ini, 2 Februari 2021 merupakan jumlah terbanyak pasien Covid-19 yang meninggal, yakni 10 orang," kata juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Provinsi Sumbar Jasman Rizal, Selasa (2/2/2021).
 
Jasman menyebut pihaknya tak bosan-bosan mengimbau masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan, menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
 
Kemudian selain itu, lanjutnya, saat ini pemerintah sudah memulai vaksinasi Covid-19. Tahap pertama diberikan kepada unsur pimpinan dan tenaga kesehatan.
 
Pada tahap selanjutnya juga akan diberikan secara gratis kepada masyarakat. Oleh karena itu, ia berharap masyarakat Sumbar dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan baik.
 
"Saya sudah divaksin, tenaga kesehatan saat ini dalam proses vaksinasi dan diperkirakan akan selesai pada Februari ini," jelasnya.
 
Ia menyampaikan vaksin adalah ikhtiar pemerintah untuk menyudahi pandemi, sehingga keadaan diharapkan bisa pulih.
 
"Di provinsi ini saja sudah ratusan yang meninggal, semoga dengan adanya vaksinasi Covid-19 tidak ada lagi korban berjatuhan," ujarnya.
 
Sebelumnya, pakar epidemiologi Universitas Andalas Sumbar, Defriman Djafri mengatakan yang perlu diperhatikan pemerintah saat ini adalah, bagaimana memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa vaksin ini sangat penting dilakukan.

"Partisipasi masyarakat untuk divaksin adalah poin pentingnya, kalau mau pandemi ini bisa selesai," ujarnya.

Jika tidak, lanjutnya, maka tujuan akhir dari ikhtiar ini tidak akan tercapai dan anggaran yang digelontorkan akan menjadi sia-sia.

Menurutnya, meski bukan satu-satunya solusi untuk mengakhiri pandemi Covid-19 yang sudah hampir setahun ini melanda, tetapi vaksin juga merupakan ruang ikhtiar yang seharusnya dapat diterima masyarakat.

"Banyaknya suara penolakan dari masyarakat mungkin karena ketidakpercayaan akan keamanan dan halal atau tidaknya vaksin ini," katanya.

Namun, kata Defriman, pemerintah sudah menjawab kekhawatiran masyarakat tersebut dengan melakukan uji klinis dan MUI juga sudah mengeluarkan sertifikasi halal.

Ia mengatakan kalau dilihat dari segi epidemiologis, vaksin Covid-19 sudah memenuhi standar untuk diberikan kepada masyarakat.
Editor : Diko

 
 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel