Aktifitas Ibadah Terganggu, Banjir Rob Rendam Masjid Jami Belawan

Foto : Masjid Jami terendam banjir

DikoNews7 -

Belawan adalah merupakan pintu masuk untuk perekonomian di Sumatera Utara dan Medan, namun kondisinya sangat memperihatinkan dan menjadi langganan banjir pasang air laut atau rob.

Di kawasan zona penyangga kini telah beralih pungsi jadi ratusan hektare tanaman kebun sawit, tambak dan depo - depo container serta penimbunan laut menjadi dermaga.

Akibat sebaran airnya tertutup, masuk air pasang ke pemukiman penduduk di wilayah Belawan. Yang menjadi korban adalah ribuan penduduk di enam Kelurahan di Kecamatan Medan Belawan, Sumatera Utara.

Jumat dini hari sekira pukul 01.30 Wib (5/11/2021), rumah ibadah Masjid Jami di Jalan Selebes Kelurahan Belawan dua serta ribuan rumah di Belawan terendam banjir pasang air laut atau rob.

Selain banjir, sampah juga terbawa arus sehingga menyebabkan saluran parit tersumbat dan sampah berserakan di jalan. Membuat Belawan terlihat semangkin kumuh.

H Irpan Hamidi selaku tokoh masyarakat Belawan dan juga selaku Ketua Badan Kenajiran Masjid (BKM) Jami di Jalan Selebes Kelurahan Belawan Dua Kecamatan Medan Belawan Jumat (5/11/2021) siang mengatakan, kurang lebih hampir 58 tahun Masjid Jami di jalan Selebes Kelurahan Belawan Dua Kecamatan Medan Belawan tegak berdiri, tapi baru tadi malam pasang air laut masuk dan memenuhi semua ruangan Masjid, baik ruangan induk maupun teras Masjid. Ucap H. Irpan.

Kami atas nama masyarakat Belawan, sudah berulang kali menyampaikan hal - hal tentang masalah air pasang yang menggenangi perumahan penduduk, rumah - rumah ibadah, sarana pendidikan dan ispratuktur yang hancur akibat banjir pasang air laut ini ke pihak pemerintah, tapi sampai detik ini keluhan warga belum juga tersahuti oleh mereka. Ucapnya.

H Irpan Hamidi juga mengatakan banyak hal sebenarnya yang membuat air pasang laut ini menggenangi rumah - rumah warga, mungkin diantaranya adalah tidak adanya aturan pemerintah tentang letak batas penanaman pohon sawit dan juga penimbunan kawasan manggrob di bibir pantai oleh pengembang.

Hal ini terus menjadi penanaman sawit dengan menebang atau memusnakan hutan manggrob dan mereka ganti dengan perkebunan sawit oleh para pengusaha, sehingga yang sebelumnya air pasang laut bisa sampai ke wilayah bakau. Dan sekarang air laut tidak bisa lagi ke area itu karena pengusaha tersebut telah menutup dan membuat benteng benteng yang tinggi untuk melindungi kebun sawitnya dari air laut,  sehinnga air yang tadinya ada di area itu dan sekarang sudah beralih ke pemukiman penduduk. Imbuhnya.

"Ditambah lagi dengan pengelohan sampah dari masyarakat yang tidak jelas programnya, sehingga baik di jalan dan parit - parit banyak dijumpai sampah - sampah yang berasal dari masyarakat. Di pesisir pantai puluhan ton setiap harinya sampah yang berasal dari masyarakat dibuang begitu aja ke laut hal ini sudah terjadi puluhan tahun," ujar H. Irpan.

Harapan demi harapan masyarakat Belawan  kepada pemerintah untuk mengatasi keadaan ini agar tidak terjadi lagi terus menerus banjir pasang air laut atau rob ini. Hannya saja kami tidak tau pemerintah yang mana yang perduli dengan kondisi ini, dan juga yang sangat kami sayangkan lambannya suara para Wakil Rakyat sebagai penyambung lidah rakyat kepada pemerintah untuk bisa dengan cepat mengatasi permasalahan banjir rob ini agar tidak terjadi lagi. Dan hal ini juga membuat kekecewaan kami kepada mereka, apakah mereka tau, tapi mereka diam atau mereka pura - pura tidak tau. Tandas H. Irpan.

Semoga Allah memberikan perlindungan dan pertolongannya kepada masyarakat Belawan, agar dengan kondisi seperti ini mereka bisa bertahan hidup. Tutup H. Irpan Hamidi.

Reporter : Nur

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel