PMK Menyebar Ke 3 Kabupaten di Riau, Puluhan Ternak Terjangkit

Foto : Peternakan sapi di Riau. (Liputan6.com/M Syukur)

DikoNews7 -

Penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi di Provinsi Riau terus meluas ke sejumlah kabupaten. Jika sebelumnya hanya di Kabupaten Rokan Hulu, PMK sapi ini sudah ditemukan di Siak dan Indragiri Hilir.

Menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Provinsi Riau, drh Faralinda Sari, terdapat penambahan sapi PMK di Siak dan Indragiri. Di Indragiri Hilir ada 11 sapi positif dan Siak ada 17 ekor.

"Hal ini berdasarkan pemeriksaan sampel di Laboratorium Veteriner Bukittinggi," kata Faralinda, Jumat, 3 Juni 2022.

Dengan penambahan ini, sapi menderita PMK di Riau sudah menjadi 33 ekor sapi karena beberapa pekan lalu ada lima yang positif di Rokan Hulu.

Faralinda menjelaskan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan sudah mengirim tim ke kabupaten tersebut mengobati sapi terjangkit PMK. Petugas memberikan terapi, vitamin, dan antibiotik.

Dinas peternakan kabupaten setempat juga diminta segera berkoordinasi jika kekurangan obat-obatan. Pihaknya akan segera menyuplai obat agar penyakit itu tidak berujung fatal.

Agar penyakit itu tidak meluas, dinas, dan peternak sudah memisahkan antara sapi yang sehat dengan yang sakit. Pihaknya juga meminta peternak segera melapor jika menemukan gejala PMK.

"Gejalanya adalah demam, terdapat luka di bagian pada bagian mulut dalam dan kaki serta produksi air liur yang berlebihan," jelas Faralinda.

Jika mendapat laporan, tambah Faralinda, pihaknya segera mengirim tim untuk mengambil sampel. Selanjutnya akan dikirim untuk diperiksa di laboratorium.

Faralinda juga meminta peternak di Kabupaten Rokan Hulu, Siak dan Indragiri Hilir tidak mengirim ternak ke daerah lain sebagai pencegahan tidak meluas.

Terkait sapi positif PMK, khususnya di Kabupaten Rokan Hulu, kondisinya sudah membaik. Luka-luka yang sebelumnya terdapat di mulut sudah mengering dan nafsu makan sudah baik dibanding sebelumnya.

"Sementara yang di Indragiri Hilir dan Siak masih dalam pengobatan," jelas Faralinda.

Penyakit ini tidak menular kepada manusia. Dagingnya sendiri masih bisa dimakan secara aman tapi harus direbus terlebih dahulu.

"Kalau ada darah mengalir ke lingkungan, itu yang bisa kena adalah ternak sekitar, untuk manusia tidak menular," jelas Faralinda.

Sebagai antisipasi, dinas peternakan mengimbau peternak di Riau tidak membeli sapi di 15 provinsi yang ditemukan PMK.

"Dua daerah sudah menjadi wabah yaitu Aceh dan Jawa Timur," kata Faralinda.

Selain itu, dinas peternakan sudah menutup masuknya sapi dari provinsi lain. Dinas juga mewajibkan sapi yang masuk ke Riau mendapatkan rekomendasi kesehatan dari instansi berwenang.

"Kemudian sapi yang masuk itu harus diobservasi dulu selama tujuh hari di dinas," kata Faralinda. (*)

 

 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel