Tidak Ditanggapi, Warga Demo Tuntut Penutupan Tempat Maksiat JB Pangkalan Brandan


DikoNews7 -

Ratusan warga yang tergabung dalam beberapa Organisasi Kepemudaan (OKP) dari Kecamatan Babalan dan Kecamatan Sei Lepan, Kamis (07/03/2024) sore, menggelar aksi demo menuntut penutupan tempat prostitusi berkedok cafe, warung remang-remang dan lapo tuak di Jalan Baru (JB) Pangkalan Brandan.

Menggunakan mobil bak terbuka dilengkapi sound system (pengeras suara) serta puluhan kendaraan roda dua dengan membawa berbagai spanduk dan foster bertuliskan penolakan tempat maksiat.

Warga yang didominasi para remaja dari BKPRMI, KNPI, Remaja Alwashliyah, remaja masjid serta tokoh agama dan organisasi lainnya, mendatangi Jalan Baru (JB) Pangkalan Brandan di Kelurahan Alur Dua dan Desa Lama Baru, Kecamatan Sei Lepan yang berbatasan dengan Kelurahan Pelawi Utara, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat, Sumut .

Dalam orasinya, warga meminta kepada pemerintah Kabupaten Langkat dalam hal ini PJ Bupati Langkat H.M.Faisal Hasrimy,AP.,M.AP agar menutup cafe remang-remang di Jalan Baru (JB) Pangkalan Brandan.

Hal ini disampaikan Rusli Joko Laksmono selaku ketua aksi, dirinya mengatakan, Kegiatan hari ini untuk membubarkan cafe-cafe yang ada di Jalan Baru yang terindikasi dijadikan  sebagai tempat prostitusi dan tempat peredaran narkoba.

Kita sudah melakukan pantauan langsung dan menemukan dilokasi ini benar banyak beredar narkoba dan prostitusi, dimana anak-anak SMA menjadi korban, kita sudah beberapa kali melakukan swipping langsung.

"Kita sudah menyurati Polsek dan Kapolres bahkan pemerintah Kabupaten, namun hingga saat ini tidak ada tindakan nyata yang diambil untuk menutup tempat ini, hari ini kita turun untuk menyatakan sikap tegas agar lokasi ini ditutup, jika kedepannya tidak ditanggapi dan tidak ada tindakan konkrit dari pemerintah, maka kita akan turun dengan masa yang lebih banyak lagi," ucap Rusli saat menggelar orasi didepan "Cafe Cinta" milik Dd warga Kelurahan Pelawi Utara.

Sementara itu, Kh.H.R.Syafruddin pimpinan Thoriqat Naqsabandiyah Tangkahan Lagan yang akrab disapa dengan sapaan Ustadz Dolog, saat ditemui dilokasi mengatakan, "Kepada pemerintah, tindakan hari ini apa yang diminta masyarakat tolong dikabulkan, apalagi kita akan menyambut bulan suci Ramadhan," tegasnya.

Sementara itu, Camat Sei Lepan M Iqbal Ramadhan.SE didepan warga mengatakan. Pihak Kecamatan sudah beberapa kali melakukan sidak dan memberikan himbauan serta teguran kepada pengusaha di Jalan Baru, namun seperti tidak di gubris.

"Atas keluhan masyarakat kita minta kepada Pemerintah Kabupaten dan kita akan menyurati pihak Satpol-PP Kabupaten Langkat untuk mengambil tindakan dan menutup lokasi yang meresahkan," ucapnya.

Disinggung tentang legalitas dan izin, M Iqbal Ramadhan menjawab, "Selama yang kita tau, mereka tidak ada izinnya," pungkasnya.

Senada Kapolsek Pangkalan Brandan AKP Irwanta Sembiring.SH.MH mengatakan siap mendukung masyarakat dalam upaya penutupan lokasi cafe, warung remang-remang dan lapo tuak.

"Kita berterima kepada masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban, kita akan mendukung penutupan lokasi ini apalagi kita akan memasuki bulan suci Ramadhan," ucap Kapolsek.

Dalam aksi ini, tidak satupun pengusaha tempat hiburan yang berhasil ditemui, bahkan sejumlah cafe, warung remang-remang dan lapo tuak yang ada terlihat tutup dan terkunci, diduga para pengusaha dilokasi ini sudah tau jika akan ada aksi massa.

Diketahui, Jalan Baru Pangkalan Brandan banyak bangunan yang dijadikan sebagai cafe dan warung remang-remang serta Lapo tuak yang dikelola oleh Ur, Rl, Dd, Nn, At, Dr, Hm, Ln, selain menjualbelikan minuman beralkohol serta menyediakan wanita-wanita penghibur yang bisa di booking (Open BO), beberapa tempat milik Nn, Dr dan cafe cinta milik Dd juga menyediakan kamar (ruangan) berukuran 3x3 yang bisa di sewa untuk pasangan berlainan jenis melakukan hubungan intim layaknya suami istri.

Disinyalir keberadaan wanita-wanita penghibur di JB Pangkalan Brandan seperti dikoordinir dan sengaja didatangkan dan ditempatkan oleh oknum-oknum tertentu, hingga masyarakat menduga ditempat ini dijadikan sebagai tempat peredaran narkoba serta adanya eksploitasi dan perdagangan orang (human trafficking) untuk dijadikan sebagai pekerja seks komersial. 

Reporter : Kurnia02

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel