140 Ribu Demonstran Tuntut Presiden Serbia Mundur dan Pemilu Dipercepat, Puluhan Pendemo Ditangkap
DikoNews7 -
Sekitar 140.000 pengunjuk rasa berunjuk rasa di Ibu Kota Beograd pada hari Sabtu (28/6). Ini adalah jumlah peserta demo terbesar dalam beberapa bulan terakhir, saat demonstrasi yang dipimpin mahasiswa meningkatkan tekanan pada pemerintah populis.
"Kami ingin pemilihan umum!" teriak kerumunan seperti dikutip dari BBC, Senin (30/6/2025).
Polisi Serbia kemudian dilaporkan bentrok dengan kerumunan besar pengunjuk rasa antipemerintah itu di ibu kota Beograd, yang menuntut pemilihan umum (pemilu) lebih awal dan mengakhiri kekuasaan Presiden Aleksandar Vucic selama 12 tahun.
Puluhan orang ditangkap, dengan polisi antihuru-hara terlihat menembakkan gas air mata dan granat kejut.
Presiden Aleksandar Vucic menuduh pengunjuk rasa yang menyerukan pfemilihan umum sebagai bagian dari rencana asing yang mencoba merebut negaranya. "Mereka ingin menggulingkan Serbia, dan mereka gagal," tulisnya di halaman Instagram miliknya.
Sebelumnya pada hari Jumat (27/6), lima orang ditahan, dituduh merencanakan untuk menggulingkan pemerintah, menurut pernyataan dari Pengadilan Tinggi Serbia di Beograd.
Setelah bentrokan tersebut, menteri kepolisian mengutuk keras kekerasan oleh pengunjuk rasa dan mengatakan mereka yang bertanggung jawab akan ditangkap.
Protes yang berlangsung selama berbulan-bulan di seluruh negeri - termasuk penutupan universitas - telah mengguncang Vucic, yang masa jabatan keduanya berakhir pada tahun 2027 ketika pemilihan parlemen juga dijadwalkan. ***