Insiden Musala Ponpes Al Khoziny Ambruk, Kemenag: Ini Kejadian Luar Biasa, Kita Bantu Rehabilitasi
DikoNews7 -
Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Timur menyampaikan rasa prihatin mendalam atas ambruknya bangunan musala Ponpes Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo.
Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kemenag Jawa Timur Imam Turmidi memastikan pemerintah akan memberikan bantuan untuk rehabilitasi ponpes tersebut.
“Kalaupun membutuhkan bantuan, itu memang tugas pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama untuk melakukan rehabilitasi. Karena kejadian ini termasuk luar biasa, Insyaallah kami akan memberikan perhatian yang lebih kepada Pesantren Al-Khoziny, juga kepada pesantren-pesantren lain agar pembangunan ke depan sesuai dengan ketentuan,” ujarnya, Senin (29/9).
Imam menegaskan setiap bentuk bantuan dari Kemenag akan tetap diawasi agar tepat sasaran dan sesuai ketentuan yang berlaku.
“Kalau dapat bantuan-bantuan begitu, pihak penerima biasanya ada dampaknya. Maka dari itu kami akan tetap mendampingi prosesnya sehingga tujuan yang ingin dicapai benar-benar terlaksana,” ucapnya.
Pentingnya Pengawasan Bangunan
Selain itu, Imam mengingatkan, musibah ini menjadi pelajaran penting agar ke depan pengawasan terhadap pembangunan sarana pendidikan keagamaan, khususnya pondok pesantren, bisa lebih ketat dan sesuai standar.
"Harapan kami, mudah-mudahan korban yang masih belum ditemukan segera bisa dievakuasi dan mendapat penanganan terbaik,” kata Imam.
Dugaan Penyebab Musala Ambruk
Sebelumnya, Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, KH Abdus Salam Mujib menyebut, penyebab ambruknya bangunan tersebut diduga penopang pengecoran tidak kuat menahan beban.
“Sepertinya penopang cor itu tidak pas, sehingga ambruk ke bawah,” ujarnya saat konferensi pers bersama sejumlah jurnalis di Sidoarjo, Senin (29/9).
Dia megatakan bahwa ambruknya bangunan terjadi ketika proses pengecoran lantai tiga baru saja selesai.
“Pengecoran itu dimulai sejak pagi dan selesai sekitar pukul 12 siang. Jadi ini pengecoran yang terakhir saja,” ucapnya.
Masih Dalam Pembangunan
Dia memastikan bangunan tersebut belum ditempati santri lantaran masih tahap pembangunan. "Bangunan baru tiga lantai, rencana nanti sampai empat lantai dengan atap dak. Lantai bawah memang sudah dipakai untuk salat, tapi lantai atas masih kosong,” ujarnya.
Meski begitu, saat insiden terjadi disebutkan ada jemaah salat Asar di lantai dasar bangunan tersebut. Namun KH Abdus Salam mengaku tidak mengetahui jumlah pastinya.
“Saya tidak tahu persis, mungkin ratusan. Waktu itu saya juga tidak sedang di lokasi,” ucapnya.
Dia mengungkapkan, pembangunan gedung dikerjakan secara bertahap. "Bagian atas bangunan rencananya akan digunakan untuk ruang kelas dan kegiatan santri, sementara lantai bawah sudah difungsikan sebagai musala," ujarnya.
Sumber : Liputan6