Berbahaya, Warga Medang Deras Terpaksa Lewati Jembatan Kayu
DikoNews7 -
Beberapa minggu setelah banjir melanda, kondisi jalan utama Medang Deras, Acces Road Inalum Lalang, Batu Bara, menuju Bandar Khalifah, Sergai, masih menunjukkan dampak kerusakan yang sangat serius dan belum tertangani secara serius persisnya di Desa Nenas Siam, Kecamatan Medang Deras.
Warga di paksa menerima kenyataan pahit, tiga jalan amblas hanya di tambal jembatan darurat kayu.
Kondisi ini membuat jalur tersebut sama sekali tidak dapat di lalui kenderaan roda empat, bahkan untuk kenderaan roda dua mau pun pejalan kaki sekalipun di perlukan ekstra hati-hati.
Jalan yang selama ini menjadi urat nadi aktivitas warga baik itu untuk bekerja, sekolah kini berubah menjadi titik rawan yang membahayakan.
Kerusakan ini tidak hanya memutus akses fisik, tetapi juga memutus rutinitas dan kenyamanan hidup warga sekitar.
Ironisnya, ruas Jalan Acces Road Inalum Lalang yang menjadi urat nadi ekonomi dan mobilitas warga itu berada di bawah kewenangan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Provinsi Sumatera Utara, hingga pertengahan Desember 2025 perbaikan permanen belum juga di lakukan.
Terputusnya akses jalan semakin memperberat situasi pasca banjir. Jembatan darurat yang terbuat dari papan kayu dengan lebar kurang dari satu meter menjadi ancaman nyata setiap hari, warga harus mempertaruhkan keselamatan.
Dari pengamatan di lokasi, pasca banjir meninggalkan dampak yang mendalam, terlihat pengendara sepeda motor terpaksa turun dan mendorong kenderaannya, bahkan meminta bantuan warga karena takut terjatuh, keselamatan publik seakan tak masuk daftar prioritas.
Fendi Simanjuntak, warga Medang Deras mengatakan ini satu-satunya akses masyarakat, kalau di biarkan ekonomi warga pasti lumpuh, Rabu (17/12/2025).
Sementara itu Camat Medang Deras, Sahrizal mengungkapkan pemerintah kecamatan sudah berupaya, bahkan mengajukan permohonan bantuan material ke sejumlah perusahaan di Kawasan Kuala Tanjung, namun hasilnya nihil.
Ketua DPC Bravo Lima Kabupaten Batu Bara, Victor Oktovianus S menyebutkan kondisi tersebut sebagai kegagalan kolektif.
"Jika Pemerintah Pusat dan Provinsi belum bergerak dan pihak Perusahaan juga diam, apakah rakyat harus patungan dulu agar bisa selamat melintas, " ujarnya tajam, di kutip dari salah satu media online.
Ia juga menegaskan, pembiaran berlarut bukan hanya persoalan infrastruktur, tetapi soal tanggung jawab negara dan kepedulian dunia usaha.
Selama jalan tersebut tak kunjung di perbaiki, warga Medang Deras akan terus hidup dalam risiko bertaruh nyawa dan masa depan pendidikan anak-anak kian terancam, cetusnya.
Reporter : Erwin.
