Soal Ornamen Gorga di Kapolres Batu Bara, IMAMI Minta Poldasu Panggil Kapolres



DikoNews7 | Medan - Sebagai bentuk kepedulian dan menjaga perpecahan adat istiadat yang pernah terjadi di Kabupaten Batu Bara, Ikatan Mahasiswa Melayu Indonesia (IMAMI) Provinsi Sumatera Utara, menggelar aksi demo ke Markas Polisi Daerah Sumatera Utara (Kapolda Sumut), Kamis (5/9) siang.

Demo ratusan IMAMI itu, guna meminta Kapolda, Irjen Pol Drs. Agus Andrianto agar segera memanggil Kapolres Batu Bara, AKBP Robin Simatupang. Tujuannya, agar AKBP Robin didudukkan bersama masyarakat dan tokoh masyarakat di Kabupaten Batu Bara dalam upaya membahas ornamen 'Gorga' yang tertera di Kapolres Batu Bara.

Dimana, Polres Batu Bara melakukan pembangunan kantor Kapolres memasang ornamen 'Gorga'. Pemasangan itu dianggap para IMAMI bisa berdampak negatif. Pasalnya, bisa menimbulkan konflik antar adat istiadat, seperti yang pernah terjadi di Kabupaten Batu Bara pada bulan Desember 1977 dan perang antar saudara antara suku Melayu dan suku Tapanuli di Desa Simpang  Dolok, Kecamatan Lima Puluh pada bulan Agustus 1963 lampau.

"Hal ini jelas berkaitan dengan ketentraman dan kenyamanan kami yang selama ini terjalin harmoni di kabupaten Batu Bara. Untuk itu, sekiranya ini perlu pembahasan oleh tokoh dan masyarakat Kabupaten Batu Bara," ujar, Muhammad Furqon dan Muhammad Azmi Akbar, selaku koordinator aksi.

Meski saat ini telah harmoni, namun kata Azmi Aobar, dampak perseteruan di massa lampau itu, masih kentara terngiang. Sehingga perang suku dan adat istiadat dikarenakan ornamen di Kapolres Batu Bara itu, perlu dievaluasi kembali.

"Saat terjadinya perang saudara dikarenakan ornamen Gorga saat itu, banyak menimbulkan korban jiwa. Jadi, kita gak mau itu timbul kembali," katanya.

Selain itu, IMAMI juga mengaku kalau ornamen yang terpasang di Kapolres Batu Bara, bisa disalah artikan dan menjadi gejolak dan dimanfaatkan sebagai ajang perpecahan antar adat istiadat disana.

Untuk itu, IMAMI dalam orasinya menyampaikan 4 permohonan yang ditujukan kepada Kapoldasu. Ke empat point itu diantaranya;

1. Memanggil Kapolres Batubara, Bapak AKBP Robinson Simatupang terkait dengan ornamen bangunan baru Polres Batu Bara.
2. Kembalikan budaya, corak dan kearifan lokal ornamen melayu sesuai dengan adat istiadat leluhur.
3. Jangan ganggu keharmonisan kami yang telah lama tentram dengan perkara toleransi antar adat istiadat.
4. Demi semangat 'Kebhineka Tunggal Ika' pelambang keanekaragaman budaya bangsa, dan semangat Persatuan Indonesia yang merupakan salah satu dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Alangkah arif dan bijaksananya kita jika permasalahan ini didudukkan pada porsi sebenarnya. Sesuai dengan adat budaya bertempatan dan sesuai pula dengan falsafah "Dimana bumi di Injak, di Situ Langit di Junjung," urainya.

Menurutnya, bahwa apa yang diinginkan IMAMI bukan tidak menghargai nilai-nilai ke Bineka Tunggal Ika-an yang merupakan salah satu dasar negara kesatuan republik indonesia.

"Yang kami khawatirkan adalah timbulnya hal-hal yang tidak sesuai dengan norma-norma adat istiadat yang kita junjung bersama, sebagaiman kita ketahui bersama, Kabupaten Batu Bara ini adalah daerah yang rawan isu Sara," pungkasnya.

Usai menyampaikan beberapa point orasinya, ratusan mashasiswa IMAMIembubarkan diri dengan tertib.

Reporter : Dedi
Editor : Sapta





Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel