Dikritik Warga Terkait Limbah, PKS UD. SMS Tetap Beroperasi



DN7 | Langkat - Keluhan masyarakat tentang pengelolaan limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) UD. Sejahtera Makmur Sejati (SMS) yang berada di Dusun Pasir Putih, Desa Lubuk Kasih, Kecamatan Berandan Barat, Langkat, terus menjadi bahan perbincangan

Pasalnya, pabrik yang sudah berdiri sekitar 5 (lima) tahun lalu, dianggap tidak layak beroperasi karena tidak memiliki sarana dan prasanan pengolahan limbah yang baik dan benar, sehingga menimbulkan kekhawatiran di masyarakat tentang pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Buktinya, warga mendapati limbah cair pabrik mencemari anak sungai dan paluh dengan air bewarna hitam pekat serta mengeluarkan aroma bau menyengat, dimana lokasinya berdekatan dengan pemukiman warga dan tempat nelayan sekitar mencari nafkah.

Tidak layaknya PKS UD SMS dalam mengelola limbah di ungkap Andy Andrean selaku Manajer pabrik, saat ditemui di lokasi pabrik,"Memang saya akui, pabrik ini tidak layak beroperasi, karena masih banyak yang harus dibenahi, terutama dalam hal pengolahan limbah", ucapnya kepada wartawan dan Camat Brandan Barat Muhammad Harmain.S.Stp yangvturun meninjau lokasi baru-baru ini.

Lebih lanjut, dirinya mengaku baru dua bulan menjabat sebagai Manajer, itupun diminta oleh pemilik PKS yang berdomisili di kota Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang.

"Saya akan berupaya membenahi sarana dan prasarana pabrik hingga lebih baik dan layak, termasuk pengelolaan limbah, saat ini kolam limbah yang ada berjumlah 5 kolam dan terbilang kecil", ucapnya.

Dari pantauan wartawan di lokasi, PKS ini hanya memiliki 5 kolam penampungan limbah yang berada di belakang pabrik, dimana limbah cair langsung dibuang tanpa proses pengolahan limbah dan dialirkan melalui parit cacing  kekolam penampungan limbah yang diperkirakan berukuran 10 x 15 meter perkolam.

Terkait masalah ini, Kepala Dinas lingkungan Hidup (DLH) Langkat, Drs Iskandar Tarigan. M.Si saat dikonfirmasi wartawan via seluler, Kamis (25/6/20), terkesan tidak mengetahui permasalahan ini, "Kami tidak bisa sembarangan turun kelapangan, karena belum mengetahui pokok permasalahannya, kami baru bisa turun selepas masa covid-19 berakhir", ucapnya singkat. (Kurnia02)

Editor : Sapta



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel