Proyek TPT Asal Jadi, Kadis PUPR dan Kabid Bina Marga Langkat Enggan di Konfirmasi

FOTO : Proyek Pembuatan Tembok Penahan Tanah (TPT).

DN7 | Langkat -
 
Menjelang akhir tahun 2020, Pemerintah Kabupaten Langkat gencar melaksanakan pembangunan, namun bagaimana jadinya jika pembangunan yang dilaksakan terkesan asal jadi hingga dalam hitungan hari usai dikerjakan sudah mengalami kerusakan yang cukup parah.

Tentunya ini menjadi perhatian masyarakat, dan menilai kinerja dinas terkait dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Langkat tidak optimal dalam melakukan pembangunan.

Seperti yang sudah diberitakan Dikonews7.com beberapa waktu lalu, terkait proyek pembuatan Tembok Penahan Tanah (TPT) Dinas PUPR Bidang Bina Marga di Dusun II Citra, Desa Sei Siur, Kecamatan Pangkalan Susu, proyek yang dikerjakan oleh CV.Indra Pratama dengan biaya mencapai Rp 387 juta, bersumber dari P.APBD Langkat Tahun Anggaran (TA) 2020 dalam hitungan hari sudah rusak.

Namun anehnya hingga saat ini Kepala Dinas PUPR Langkat Subiyanto sepertinya enggan dikonfirmasi terkait buruknya hasil proyek.

Dari pantauan wartawan di lokasi proyek TPT di Dusun II Citra, Desa Sei Siur, Kecamatan Pangkalan Susu, Langkat, Selasa (12/01/21) siang, kerusakan sudah diperbaiki namun hanya di tutupi dan didempul dengan campuran semen tanpa ada besi pengikat.

Selain itu, tapak selop (pondasi) bawah bangunan yang terlihat gantung dari permukaan tanah sejak awal pengerjaan proyek juga sudah ditutup, namun saat ini terlihat kondisinya sudah patah dan rusak kembali, hingga terlihat celah di bawah bangunan.

Guna mengkonfirmasi keadaan ini, Kepala Bidang Bina Marga Pekerjaan Umum Kabupaten Langkat Laurensus S.ST, saat dikonfirmasi melalui hubungan via seluler, hanphonenya aktif namun tidak diangkat, bahkan saat dikirim pesan lewat SMS juga tidak menjawab.

Padahal keterangan mereka (Kepala Dinas-red) sangat diperlukan guna klarifikasi permasalahan yang terjadi, namun nampaknya Dinas PUPR dan Kabid Bina Marga bungkam dan menutupi permasalahaan yang terjadi.

Buruknya pengerjaan proyek dan perbaikan yang dilakukan, membuat masyarakat beranggapan Dinas PUPR dan Bidang Bina Marga PU Langkat, tidak konsisten bekerja dalam melaksanakan pembangunan.

Padahal sedari awal pekerjaan, masyarakat menuding pekerjaan ini tidak sesuai bestek, terlihat dari volume campuran semen dan sertu yang tidak seimbang, tidak adanya besi penopang pondasi dan dikerjakan saat kondisi berair.

"Parah bang, campuran semen tidak seimbang dan adukan semen langsung dituang kedalam papan mal (papan cor) yang sudah ada dalam keadaan berair (penuh air), selain itu terocok hanya menggunakan batang bambu yang ditanam didalam coran semen", ucap Anto disekitar lokasi. 
 
Reporter : Kurnia02
Editor : Diko

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel