Wakil Rakyat Bertugas Ketuk Kebijakan, Tindakan Dewan di Rasakan Masyarakat “Nihil”

 

Foto : Adam pemerhati kebijakan publik di Batu Bara.  (Erwin)

 


DikoNews7 -

“Trust“ yang di miliki oleh sebagian masyarakat Batu Bara terhadap anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten Batu Bara diduga sudah tidak ada lagi. Hal ini di sampaikan oleh salah seorang pemerhati kebijakan publik di Batu Bara melalui WahtAppnya, Jum’at (06/08/2021).

Ketika di tanya soal apakah tugas Anggota Dewan dalam melakukan fungsinya sudah terlaksana, beliau menjawab bahwa anggota dewan yang ada perlu diberikan pokok-pokok pikiran dan pilar kebangsaan.

“Kita melihat banyaknya anggota dewan di Batu Bara diduga masih belum muncul sebagai wakil rakyat yang benar-benar Representatif rakyat, makanya saya katakan bahwa anggota dewan kita di Batu Bara itu tengah dihadapkan pada konteks degradasi fikiran dan wawasan kebangsaan, di mana degradasi tersebut dilihat dari akses bicara tindakan dan kehadiran di tengah masyarakat,“ ungkap Adam.

Menurutnya, salah satu kemunduran itu di dengar segi bicara bahwa anggota dewan yang berada di Batu Bara hanya mampu bicara di  depan rapat-rapat kelengkapan dewan atau di kedai kopi.

Dalam segi bicara atau  katakanlah argumentatif, kita mesti mengingat adakah para dewan-dewan tersebut bicara issue-issue krusial di tengah-tengah masyarakat, contoh katakanlah aspek sosial kenapa Pemkab lamban dalam mencairkan Bantuan  Langsung Tunai (BLT) Dana Desa (DD) hingga hari ini banyak masyarakat desa belum menerima BLT DD.

Maksud saya coba dong katakan di publik secara esensial argumentatif nya sebagai Representatif Rakyat Batu Bara. Memang ada yang frontal, tapi azas kepentingan nya terlalu besar untuk PILKADA akan datang, sehingga selfie dan asik berfoto dengan Caption Calon Wakil Bupati 2024, beber Adam.

Lebih lanjut di katakan Adam, anggota dewan Batu Bara belum terlihat bertindak dan indikatornya bahwa segala sesuatu tindakan belum terealisasi seperti hasil musyawarah dan rapat-rapat jarang di publish apa keputusan.

“Tindakan atau perbuatan dewan hari ini masyarakat rasakan nihil, banyak Rapat Dengar Pendapat (RDP), Rapat Banggar, Paripurna, Komisi itu terpublik dengan managerial yang baik, kita sepakat era globalisasi dan teknologi sangat kencang arusnya sampai ke desa-desa. Tapi belum mereka manfaatkan untuk tindakan yang di ambil, banyak foto-foto hanya bertemu dengan katakanlah perwakilan lembaga menjalankan Rapat dan Musyawarah, namun kembali lagi esensi dari rapat tersebut tidak kelihatan, dan ini mencerminkan degradasi kepancasilaan dalam sila ke -4, “ beber Adam.

Selanjutnya, soal kehadiran di tengah-tengah masyarakat bahwa sejatinya dewan itu memiliki fungsi input dan output. Dijelaskan nya, dalam konteks kebijakan publik, kita mengenal input, output dan proses di antara keduanya, ini lah yang dirasa masih minim pengetahuan, sehingga esensi fundamen menjadi wakil rakyat itu ya harus mengetahui, contoh dasar di sini bahwa wakil rakyat selalu kunjungan, atau studi banding dengan daerah-daerah lain.

Namun, kita sedikit pun belum merasakan dampak explorasi DPRD itu sendiri karena publikasi dan intisari dari itu belum pernah di hadirkan kepada masyarakat dan hal-hal baik dan buruk harus di sosialisasikan dong ke masyarakat nya, cetus Adam.

Sambung Adam, jika rasa nasionalisme belum tumbuh di inti sarinya individu para wakil rakyat, maka akan terus terdegradasi secara terus menerus. Sehingga pentingnya pelatihan atau Tes Wawasan Kebangsaan serta Test Karakteristik Pribadi seperti CASN.

“Oleh karena itu esensi dari Wawasan Kebangsaan merupakan syarat mutlak untuk mengamalkan empat pilar kebangsaan tanpa sekat,“ tandas Adam.

Reporter : Erwin

Editor : Diko

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel