Dua Orang Ditahan Usai Ledakan Maut di Pelabuhan Iran Tewaskan 57 Orang


DikoNews7 -

Pihak berwenang Iran menangkap dua orang, termasuk seorang pejabat pemerintah, terkait ledakan mematikan yang terjadi bulan lalu di pelabuhan komersial utama negara itu. Demikian dilaporkan televisi pemerintah Iran pada Minggu (4/5/2025).

Menurut keterangan resmi, ledakan yang terjadi pada 26 April di salah satu dermaga Pelabuhan Shahid Rajaee, di wilayah selatan Iran, menewaskan sedikitnya 57 orang dan melukai lebih dari 1.000 orang. Demikian seperti dikutip dari CNA.

Lembaga kehakiman pada Minggu menyatakan bahwa jumlah korban tewas direvisi karena "ditemukan bahwa beberapa jenazah yang sebelumnya dianggap terpisah ternyata merupakan bagian dari satu tubuh yang sama". Mereka juga menambahkan bahwa jumlah korban masih bisa berubah.

Menteri Dalam Negeri Iran Eskandar Momeni menyebutkan bahwa penyebab ledakan adalah "kekurangan dalam pelaksanaan keselamatan dan unsur kelalaian".

Pelabuhan Shahid Rajaee terletak di dekat kota pesisir Bandar Abbas, di Selat Hormuz—jalur perairan penting yang dilalui sekitar seperlima pasokan minyak dunia.

"Seorang manajer pemerintah dan seorang lainnya dari sektor swasta telah ditangkap," lapor televisi pemerintah, mengutip pernyataan dari komite penyelidikan.

Komite tersebut mengumumkan pada Senin (5/5) bahwa dalam beberapa kasus ditemukan adanya laporan barang yang tidak sesuai dengan kenyataan.

Pada Minggu, komite juga menyatakan bahwa "tersangka telah diidentifikasi dan proses pemanggilan sedang berlangsung", tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

The New York Times mengutip sumber yang memiliki hubungan dengan Korps Garda Revolusi Islam Iran, yang berbicara dengan syarat anonim karena membahas masalah keamanan, mengatakan bahwa bahan yang meledak adalah natrium perklorat, yaitu komponen utama bahan bakar padat untuk roket atau misil.

Namun, juru bicara Kementerian Pertahanan Iran Reza Talaei-Nik kemudian membantah hal tersebut kepada televisi pemerintah, dengan menyatakan bahwa "tidak ada muatan impor atau ekspor yang terkait bahan bakar militer atau keperluan militer di wilayah tersebut". ***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel