Israel Bunuh 36 Warga Gaza di Hari Kedua Idul Adha, Termasuk 6 Orang yang Cari Bantuan


DikoNews7 -

Badan pertahanan sipil Gaza pada Sabtu (7/6/2025) atau hari kedua Idul Adha menyatakan bahwa pasukan Israel membunuh sedikitnya 36 warga Palestina, enam di antaranya dalam penembakan yang terjadi di dekat pusat distribusi bantuan yang didukung Amerika Serikat (AS) dan sisanya di lingkungan Sabra.

Militer Israel mengklaim kepada AFP bahwa pasukannya melepaskan "tembakan peringatan" kepada individu yang menurut mereka "bergerak maju dengan cara yang membahayakan pasukan".

Korban tewas akibat penembakan ini merupakan insiden terbaru yang dilaporkan di dekat pusat bantuan yang dijalankan oleh Gaza Humanitarian Fund (GHF) di Rafah, Gaza Selatan. 

Pusat ini baru saja kembali melanjutkan distribusi bantuan setelah sempat dihentikan sementara menyusul insiden serupa awal pekan ini.

Juru bicara pertahanan sipil Mahmud Bassal mengatakan kepada AFP bahwa sekitar pukul 07.00 waktu setempat, "Enam orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka akibat tembakan pasukan pendudukan Israel di dekat Bundaran Al-Alam, tempat mereka berkumpul untuk mencari bantuan kemanusiaan dari pusat distribusi yang berjarak sekitar satu kilometer dari lokasi tersebut."

Samir Abu Hadid, yang berada di lokasi pada Sabtu pagi, menuturkan kepada AFP bahwa ribuan warga Gaza berkumpul di dekat bundaran itu.

"Begitu beberapa orang mencoba mendekati pusat bantuan, pasukan pendudukan Israel langsung melepaskan tembakan dari kendaraan lapis baja yang ditempatkan di dekat pusat bantuan, mula-mula menembak ke udara lalu ke arah warga sipil," kata Abu Hadid seperti dilansir CNA.

GHF dalam pernyataannya menyebut tidak melakukan distribusi bantuan pada Sabtu karena adanya ancaman langsung dari Hamas. GHF, yang beroperasi dengan pendanaan yang tidak transparan, mulai "bertugas" pada akhir Mei ketika Israel melonggarkan blokade bantuan yang telah berlangsung lebih dari dua bulan.

Badan-badan PBB dan kelompok-kelompok bantuan besar menolak bekerja sama dengan GHF karena khawatir bahwa lembaga tersebut melayani tujuan militer Israel.

Perintah Evakuasi

Pada Sabtu, militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi untuk sejumlah lingkungan di Gaza Utara, dengan alasan wilayah tersebut telah digunakan untuk meluncurkan serangan roket.

Juga pada Sabtu, Hamas merilis sebuah foto salah satu sandera yang masih ditahan, Matan Zangauker, yang tampak dalam kondisi kesehatan buruk, disertai peringatan bahwa dia tidak akan bertahan hidup.

Ibunya, Einav Zangauker, saat berbicara dalam sebuah unjuk rasa di Tel Aviv, mengatakan, "Saya sudah tidak sanggup lagi menjalani mimpi buruk ini. Malaikat maut, (Benjamin) Netanyahu, terus mengorbankan para sandera."

Perang terbaru di Gaza dipicu oleh serangan kelompok militan Palestina yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023. Israel mengklaim lebih dari 1.000 orang tewas dalam peristiwa itu, sementara 251 lainnya disandera. 

Sekitar 55 sandera diyakini masih berada di Gaza, termasuk perkiraan 31 orang yang menurut militer Israel sudah tidak bernyawa.

Pada Sabtu, otoritas kesehatan di Gaza menyatakan bahwa total korban tewas akibat serangan Israel Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah mencapai 54.772 orang, di mana mayoritas merupakan warga sipil. ***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel