Aditya Penyandang Tuna Netra Butuh Bantuan Dermawan



DN7 | Batubara - Aditya Tuah Dharma Hasibuan (16 tahun) terlahir pada 1 September 2004 mengalami cacat fisik pada bagian mata (tunanetra) yang hanya bisa melihat cahaya namun tidak bisa melihat jelas bentuk rupa alam sekitarnya.

Aditya tinggal bersama ibunya bernama Sawiyah/ Encet (53 tahun) status seorang janda yang seharian menjual rujak di kaki lima tepatnya di depan pajak tradisional Tg Tiram untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Aditya ditinggal orang tua laki-lakinya pada saat dia berumur 6 tahun, orang tua laki -lakinya sudah almarhum bernama Hanafi Hasibuan (Alm) yang dikenal sebagai tokoh masyarakat sekitar nya yang semasa hidup nya pernah menjabat sebagai ketua PDIP Kecamatan Tanjung Tiram dan juga diketahui seorang wartawan senior di Batubara.

Aditya hanya mengecap pendidikan hingga sampai bangku Sekolah Dasar di SD 010163 Desa Kampung Lalang dan berhenti sekolah hingga sampai kelas 2 SD disebabkan tidak dapat melihat dengan jelas.

Dari jumlah keluarga Aditya yang berjumlah (5) lima orang yang kesemua nya laki-laki, dan Aditya anak yang paling kecil (bungsu), 3 orang Abang nya sudah berkeluarga, sedang kan Aditya bersama seorang Abang nya lagi masih tanggungan ibunya.

Keseharian aktivitas Aditya mengikuti ibunya berjualan rujak di kaki lima di depan pajak tradisional Tanjung Tiram, Aditya tidak seperti anak anak lain nya, walau pun terbersit di hatinya tentang keinginan yang sama sebagaimana anak-anak lain nya.

Namun Aditya tidak hanya menunggu dan pasrah tentang kondisi dan keadaan nya, Ia mengisi waktunya dengan menyumbangkan suara nya menjadi seorang muadzin di salah satu mushoala di dekat rumahnya.

Tak jarang Aditya mendapatkan pujian dari warga sekitar atas kesuka relaan nya menyumbangkan suara sebagai Muadzin di sebuah Mushola dekat rumah nya dan beberapa warga mengakui bahwa suara Aditya terbilang merdu dan memiliki corak khas sebagai sorang Muadzin.

Aditya tinggal di jalan Rakyat gang Antara di Kelurahan Tanjung Tiram dengan luas rumah kurang lebih 5 meter kali 5 meter bersama ibu dengan seorang abang nya.

Ketika di temui dikonews7.com di depan rumahnya, Jumat (3/7) Aditya seperti tidak bergairah menjawab pertanyaan seputar kondisi nya, Ia mengatakan tidak bisa melihat lagi dikarenakan selaput putih yang menutupi rentina mata nya semakin tebal dan membuat pandangan nya semakin memburuk.

"Gak bisa lagi aku melihat dengan jelas bang, hanya mendengar dan menghapal suara-suara yang sering ku dengar untuk mengenal siapa lawan ku bicara, Mata ku sudah pernah akan di obati oleh para Dermawan dengan cara operasi, tapi kenapa tidak jadi aku pun gak tau bang, dan sekarang sudah terlambat kayak nya bang untuk di operasi lagi" harap Aditya yang terlihat tak bergairah

Di singgung soal kegiatan rutin sebagai Muadzin di salah satu Musholah dekat rumah nya, Aditya mengatakan sudah beberapa hari ini tidak melakukan rutinitas sebagai Muadzin di Mushola disebabkan suaranya mengalami serak yang berdampak pada vokal suara nya  tidak memilki power / kekuatan seperti biasa nya.

Sebelumnya Aditya pernah mendapatkan bantuan untuk memperbaiki (operasi) matanya, namun tindak lanjut perobatan (operasi) yang akan diperbaiki tidak kunjung selesai.

Dari harapan ibunya Sawiyah/Encet, meminta kepada Insan yang peduli terhadap kondisi anaknya yang mana hari ini perlu bantuan uluran tangan dingin para dermawan,agar mata Aditya dapat di obati kembali dari diselimuti selaput putih semenjak lahir.

Aditya juga manusia yang pada umumnya punya mimpi dan cita-cita sebagaimana dalam menjalani proses hidup agar bermakna sebagaimana manusia lainnya.
(Aswat)

Editor : Sapta


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel