Pelindo I Tahun 2021 Targetkan Arus Bongkar Muat Peti Kemas Sebesar 1,57 Juta Teus

FOTO : Kawasan Pelabuhan (Kuala Tanjung Multipurpose Terminal).

DN7 | Belawan -


Pelindo 1 tahun 2021 menargetkan arus bongkar muat petikemas sebesar 1,57 juta TEUs pada tahun 2021, tumbuh 10% dibandingkan tahun 2020 Sementara bongkar muat kargo yang terdiri dari curah cair, curah kering dan general cargo diproyeksikan mencapai 30,2 juta ton meningkat 22% dibanding realisasi tahun sebelumnya, yaitu sebesar 24,8 juta ton.

Target peningkatan ini salah satunya di dorong melalui pengembangan Kuala Tanjung Port and Industrial Estate (PIE), di di tengah jalur utama Selat Malaka yang dilewati 25% komoditas perdagangan dunia dan terdiri dari dua bagian yang saling terintegrasi, yaitu Kawasan Pelabuhan (Kuala Tanjung Multipurpose Terminal) dan Kawasan Industri (Kuala Tanjung Industrial Zone).
 
Terminal KTMT juga memiliki konsep terminal ramah lingkungan, dimana sebagian besar peralatan bongkar muatnya menggunakan energi listrik. Seluruh operasional petikemas dan curah cair didukung dengan sistem TI yang terintegrasi Terminal Operating System (TOS). 
 
Pelabuhan yang dikelola PT Prima Multi Terminal, anak perusahaan Pelindo 1, memiliki kapasitas throughput petikemas hingga 600.000 TEUs dan tangki timbun CPO 100.000 metric ton per tahun.

“KTMT mencatat tren pertumbuhan yang positif artinya, KTMT beroperasi dengan baik dan respon pasar pun positif dengan keberadaan KTMT. Peningkatan level of service ini akan terus dilakukan untuk memaksimalkan  kinerja KTMT dan Pelindo 1 ke depannya,” jelas Prasteyo, Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis Pelindo 1. Kamis (18/2/2021).

Sedangkan Kuala Tanjung Industrial Zone (KTIZ) yang dikembangkan di area seluas 3.400 Ha, memiliki potensi segmen industri yang beragam, baik itu port associate industry maupun non port associate industry, diantaranya aluminium, palm oil, iron & steel, rubber, petrochemical, produk makanan, serta segmen industri lainnya.
 
Kawasan ini juga akan diperkuat dengan tersedianya berbagai layanan pendukung seperti bunkering service, logistic service, dan warehousing, serta dilengkapi juga dengan penyediaan listrik, jaringan pipa gas, air bersih, pengelolaan limbah, dan jaringan utilitas lainnya.

Disebutkan, Kuala Tanjung PIE juga terintegrasi dan terhubung langsung dengan Kawasan Industri Sei Mangkei, yang merupakan kawasan industri yang terlebih dahulu ada di Sumatera Utara dan telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

“Sebagai next Indonesia logistic and supply chain hub, Kuala Tanjung PIE akan terus dikembangkan. Dengan percepatan pengembangan Kuala Tanjung PIE dan dukungan dari Pemerintah, maka akan semakin banyak calon mitra strategis dan investor yang tertarik untuk berinvestasi,” jelas Prasteyo.
 
Reporter : Nur
Editor : Diko

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel